
Kebijakan Tarif Resiprokal AS dan Dampaknya terhadap Negara-Negara Lain
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam pidatonya pada Sidang Tahunan ke-80 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, mengungkapkan alasan di balik penerapan kebijakan tarif resiprokal terhadap lebih dari 80 negara. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan Amerika di mata dunia serta memastikan perdagangan yang adil dan seimbang.
Trump menekankan bahwa AS ingin berdagang dengan semua negara secara kuat dan adil. Namun, ia menilai banyak negara tidak mematuhi aturan perdagangan yang telah disepakati. Akibatnya, negara-negara lain merasa dirugikan oleh praktik perdagangan yang tidak adil.
“Kita telah menggunakan tarif sebagai mekanisme pertahanan di bawah pemerintahan Trump, termasuk masa jabatan pertama saya, di mana ratusan miliar dolar tarif telah dipungut,” ujarnya dalam pidato tersebut.
Kebijakan tarif yang diterapkan, menurut Trump, membantu AS menjaga tingkat inflasi yang rendah. Ia juga yakin bahwa dampak dari kebijakan ini akan terasa dalam jangka panjang. Selain itu, tarif juga digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara di seluruh dunia.
Tarif Tinggi terhadap Brasil
Trump juga menyentil besarnya tarif resiprokal yang diberlakukan AS terhadap Brasil. Saat ini, tarif impor yang dikenakan AS terhadap Brasil mencapai 50 persen. Menurut Trump, tindakan ini merupakan respons atas upaya Brasil yang dinilai campur tangan dalam hak dan kebebasan warga negara Amerika.
Ia menyatakan bahwa pemerintah Brasil melakukan penyensoran, penindasan hukum, serta serangan terhadap sikap politik kritis di AS. Meski begitu, Trump memberikan pujian kepada Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang sebelumnya menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB.
Trump mengungkapkan bahwa ia sempat berinteraksi dengan Presiden Lula sebelum pemimpin Brasil tersebut meninggalkan lokasi sidang. Dalam pertemuan singkat itu, keduanya sepakat untuk melanjutkan pembicaraan pekan depan.
“Kami sepakat untuk bertemu minggu depan. Kami tidak punya banyak waktu untuk bicara, sekitar 20 detik. Mereka sedang berpikir soal tarif, saya senang menunggu karena hal ini tidak berjalan dengan baik,” kata Trump.
Namun, ia menambahkan bahwa mereka berbicara dengan baik dan sepakat untuk bertemu kembali. Menurutnya, Presiden Lula tampak seperti pria yang sangat baik dan menyukainya.
Perintah Eksekutif tentang Tarif Impor
Sebelumnya, Trump telah mengumumkan kebijakan tarif resiprokal untuk berbagai negara di dunia. Kebijakan ini ditegaskan melalui perintah eksekutif yang ditandatangani pada 31 Juli 2025. Perintah ini menegaskan penerapan tarif timbal balik impor bagi negara-negara mitra dagang AS.
Berdasarkan perintah tersebut, tarif impor yang diberlakukan AS untuk Indonesia saat ini adalah sebesar 19 persen. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Trump untuk menjaga keseimbangan perdagangan dan memperkuat posisi AS di panggung internasional.
Dengan kebijakan ini, Trump berharap dapat menciptakan sistem perdagangan yang lebih adil dan saling menguntungkan. Ia percaya bahwa langkah-langkah ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian AS serta menjaga kedaulatan negara di tengah tantangan global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!