
Pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan pidato dalam sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berlangsung di New York, Amerika Serikat. Dalam pidatonya yang berjudul "Seruan Indonesia untuk Harapan", ia menyampaikan pesan-pesan penting mengenai isu-isu kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan global.
Pidato tersebut berlangsung selama 19 menit lebih dan menjadi urutan ketiga setelah pidato Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya solidaritas kemanusiaan, serta peran PBB dalam membantu negara-negara yang sedang berjuang mencapai kemerdekaan dan keadilan.
Isu Kemanusiaan yang Menyentuh
Presiden Jokowi mengangkat isu kemanusiaan yang tidak hanya dialami oleh warga Palestina, tetapi juga dirasakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Ia mengingatkan bahwa selama berabad-abad, Indonesia pernah hidup di bawah dominasi kolonialisme, penindasan, dan perbudakan. Ia menjelaskan bagaimana masyarakat Indonesia merasakan ketidakadilan dan kesulitan yang luar biasa, termasuk hidup dalam kemiskinan dan pengabaian kesempatan yang setara.
Ia juga mengingatkan bahwa PBB dan organisasi-organisasi lain di bawah naungan PBB telah memberikan bantuan penting kepada Indonesia dalam berbagai masa perjuangan. Contohnya, lembaga seperti Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berperan dalam mendukung upaya Indonesia dalam membangun negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Peran PBB dalam Menciptakan Perdamaian
Presiden Jokowi menekankan bahwa PBB lahir dari abu Perang Dunia Kedua yang merenggut jutaan nyawa. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua negara. Ia menyatakan komitmennya terhadap internasionalisme, multilateralisme, dan upaya-upaya yang memperkuat lembaga besar ini.
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini semakin dekat dari sebelumnya dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, termasuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan ekstrem. Namun, ia menegaskan bahwa hari ini, dunia tidak boleh diam sementara rakyat Palestina dirampas keadilan dan legitimasi yang sama di Aula ini.
Keberanian dan Komitmen Indonesia
Indonesia, sebagai salah satu penyumbang terbesar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, menunjukkan komitmen kuat terhadap perdamaian global. Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri bangsa untuk mengamankan perdamaian di Gaza, Ukraina, Sudan, Libya, atau tempat lain yang membutuhkan penjagaan perdamaian.
Selain itu, Indonesia bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar PBB dalam mencapai perdamaian. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung PBB, meskipun masih berjuang, karena dunia membutuhkan PBB yang kuat.
Tanggung Jawab terhadap Perubahan Iklim
Presiden Jokowi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya tanggung jawab terhadap perubahan iklim. Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah merasakan dampak langsung dari perubahan iklim, khususnya ancaman kenaikan permukaan air laut. Di pesisir utara ibu kota, permukaan air laut naik 5 sentimeter setiap tahun, sehingga memaksa pemerintah untuk membangun tembok laut raksasa sepanjang 480 kilometer.
Ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memenuhi kewajiban Perjanjian Paris 2015 dan bertujuan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Selain itu, Indonesia juga berupaya mereboisasi lahan terdegradasi, mengurangi degradasi hutan, dan memberdayakan masyarakat lokal dengan lapangan kerja hijau.
Pesan Harapan dan Optimisme
Dalam penutup pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan pesan harapan dan optimisme. Ia menegaskan bahwa setiap orang ingin merasa aman, dihormati, dan mewariskan dunia yang lebih baik kepada anak-anak mereka. Ia menyerukan tindakan segera untuk memperjuangkan tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukanlah hak istimewa segelintir orang, melainkan hak semua orang.
Ia juga menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara di Palestina, yaitu Palestina yang merdeka dan Israel yang aman. Hanya dengan demikian, perdamaian sejati dapat dicapai.
Presiden Jokowi menutup pidatonya dengan salam-salam yang hangat dan pesan untuk terus melanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita dan harus kita selesaikan bersama.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!