
Indonesia Berada di Titik Penting dalam Peta Ekonomi Digital Asia Tenggara
Indonesia kini berada di tengah perubahan besar dalam peta ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan proyeksi kontribusi kecerdasan buatan (AI) global yang mencapai 15,7 triliun dolar AS dan potensi lokal hingga 10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, penggunaan AI tidak lagi hanya sekadar opsi teknologi, tetapi juga menjadi peluang ekonomi strategis yang penting.
Perusahaan AI-as-a-Service bernama Dyna.Ai secara resmi meluncurkan operasinya di Indonesia. Perusahaan ini menggunakan teknologi Agentic AI, yaitu jenis AI yang mampu memahami konteks, mengambil keputusan mandiri, dan bertindak secara intuitif. Teknologi ini ditujukan untuk sektor-sektor dengan beban operasional tinggi dan kebutuhan layanan pelanggan yang kompleks, seperti fintech dan asuransi.
Andreas Tjendra, AI National Roadmap Advisor, menyatakan bahwa Indonesia pernah tertinggal dalam revolusi industri sebelumnya. Namun, saat ini, negara ini berada di posisi strategis untuk memimpin Revolusi Nasional AI. Ia merujuk pada proyeksi Bank Dunia yang menyebutkan bahwa AI bisa memberikan kontribusi hingga 10 persen terhadap PDB Indonesia, mengingat jumlah populasi yang besar dan percepatan adopsi digital yang terus meningkat.
Fintech dan Asuransi sebagai Sektor Utama dalam Adopsi AI
Dari sisi kesiapan sektor keuangan, Wakil Sekretaris Jenderal II Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Saat Prihartono, menyatakan bahwa fintech lokal siap untuk mengadopsi AI. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa beberapa kendala masih ada. "Talenta, infrastruktur, dan keterampilan adopsi masih menjadi tantangan. Namun, AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas, menyederhanakan proses operasional, dan memperkuat keterlibatan pelanggan," jelasnya.
Dian Budiani, Kepala Departemen Klaim dan Manfaat Asuransi Jiwa dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), menambahkan bahwa tantangan utama industri asuransi saat ini adalah kompleksitas proses bisnis, peningkatan klaim kesehatan, dan rendahnya kepercayaan konsumen. Menurutnya, Agentic AI dapat menjadi solusi transformatif: menyederhanakan klaim, meningkatkan deteksi fraud, dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih unggul.
Teknologi Agentic AI yang Adaptif dengan Wawasan Lokal
Dyna.Ai menawarkan portofolio produk berbasis AI yang diklaim siap pakai, seperti Agent Studio, Agent Store, TextGPT, VoiceGPT, dan AvatarGPT, yang dirancang untuk bisa diimplementasikan secara cepat lintas platform dan bahasa. Lawrence Lu, Managing Director dan Head of Southeast Asia Dyna.Ai, menegaskan pendekatan teknologi perusahaan mengedepankan adaptasi terhadap konteks budaya dan bisnis lokal.
"AI kami menggabungkan otomatisasi dengan wawasan lokal. Tujuannya bukan hanya efisiensi, tapi juga membangun kepercayaan jangka panjang dengan pelanggan," ujarnya. Lebih lanjut, Lu menyebutkan bahwa inti dari transformasi digital bukan semata-mata teknologi. "Yang terpenting adalah manusia yang dilayani oleh teknologi tersebut. AI yang tepat bisa menciptakan respons kontekstual, adaptif secara budaya, dan membangun nilai ekonomi nyata," tegasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!