Prabowo Ajak Reformasi Tata Kelola Dunia: Kekuasaan di Tangan Negara Kaya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Prabowo Soroti Pentingnya Reformasi Tata Kelola Global

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pidatinya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 menekankan perlunya perubahan mendasar dalam tata kelola global. Ia menilai sistem saat ini belum adil dan tidak mencerminkan kepentingan semua negara, terutama negara-negara berkembang yang berada di belahan dunia selatan atau Global South.

Prabowo menyampaikan bahwa struktur lembaga internasional masih didominasi oleh negara-negara besar, sehingga mengakibatkan ketimpangan yang signifikan. Menurutnya, negara-negara berkembang seringkali hanya menjadi pihak yang melihat dari jauh, padahal mereka yang paling terdampak oleh keputusan global.

“Tata kelola dunia saat ini seringkali tidak adil. Negara-negara berkembang masih menjadi penonton, padahal mereka paling terdampak oleh keputusan global,” ujarnya dalam pidato tersebut.

Dia menyoroti beberapa isu penting yang membebani negara-negara berkembang, seperti perubahan iklim, krisis pangan, krisis energi, serta konflik bersenjata. Prabowo menegaskan bahwa negara-negara yang paling sedikit berkontribusi terhadap krisis global justru harus menanggung beban terberat.

“Mereka yang paling sedikit berkontribusi terhadap krisis global justru paling berat menanggung akibatnya,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo menyerukan reformasi terhadap lembaga internasional, termasuk PBB, agar lebih demokratis dan responsif terhadap kebutuhan semua negara. Ia menekankan perlunya memperluas partisipasi negara-negara Global South dalam pengambilan keputusan strategis.

“Tidak bisa dunia hanya dikendalikan oleh segelintir negara kaya,” katanya.

Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya solidaritas global dalam menghadapi tantangan bersama. Ia menilai bahwa krisis iklim, pandemi, atau konflik tidak dapat diatasi hanya dengan pendekatan sepihak. Diperlukan tata kelola baru yang benar-benar bekerja untuk semua negara.

“Kita tidak bisa menghadapi krisis iklim, pandemi, atau konflik hanya dengan pendekatan sepihak. Kita butuh tata kelola baru yang benar-benar bekerja untuk semua,” ujarnya.

Indonesia, menurut Prabowo, siap menjadi jembatan antara negara-negara di Utara dan Selatan, serta antara negara maju dan berkembang. Dengan menekankan isu reformasi tata kelola global, ia menempatkan Indonesia sebagai aktor penting yang berupaya memperjuangkan keseimbangan kepentingan dalam sistem internasional.

“Indonesia punya posisi unik, dengan populasi besar, demokrasi yang stabil, dan pengalaman diplomasi nonblok. Kami siap menjadi mitra dalam membangun dunia yang lebih adil,” tutupnya.