
Presiden Prabowo Subianto Mengungkapkan Tantangan Perubahan Iklim di PBB
Presiden Joko Widodo, atau lebih dikenal dengan nama Prabowo Subianto, menyampaikan perhatiannya terhadap isu perubahan iklim dalam pidatonya pada Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9). Dalam kesempatan tersebut, ia menyoroti pentingnya menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut yang semakin meningkat.
Menurut Prabowo, permukaan air laut di pantai utara Jakarta mengalami peningkatan sebesar lima sentimeter setiap tahun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap masa depan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
"Permukaan air laut di pantai utara ibu kota kita meningkat lima sentimeter setiap tahunnya. Bisakah Anda bayangkan dalam 10 tahun? Bisakah Anda bayangkan, dalam 20 tahun?" tanyanya dengan nada serius.
Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah berkomitmen membangun proyek raksasa yang dikenal sebagai Giant Sea Wall. Proyek ini akan mencakup pembangunan tembok laut sepanjang 480 kilometer di wilayah utara Jawa. Tujuan dari proyek ini adalah untuk melindungi masyarakat dan ekosistem hingga puluhan tahun ke depan.
"Untuk itu, kita terpaksa membangun tembok laut raksasa sepanjang 480 kilometer. Kita mungkin membutuhkan waktu 20 tahun. Tapi kita tidak punya pilihan. Kita harus mulai sekarang," ujarnya.
Prabowo menekankan bahwa pemerintah tidak hanya ingin membuat janji-janji kosong, tetapi juga melakukan tindakan nyata. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah konkret diperlukan untuk menghadapi perubahan iklim.
"Oleh karena itu kami memilih untuk menghadapi perubahan iklim, bukan dengan slogan-slogan, namun dengan langkah-langkah segera," tambahnya.
Proses Penjajakan Investasi untuk Pembangunan Giant Sea Wall
Sebelumnya, pemerintah telah memastikan bahwa proyek Giant Sea Wall masih dalam tahap penjajakan investasi. Menteri Koordinator Infrastruktur, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan bahwa peluang kerja sama tidak hanya terbuka bagi China, tetapi juga negara-negara lain.
“Masih terus dibicarakan ya, kita akan semakin membuka komunikasi, tentu tidak hanya Tiongkok tapi dengan berbagai negara lain,” kata AHY usai menghadiri rapat di Istana Kepresidenan, Kamis (11/9).
AHY menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan blueprint pembangunan tanggul laut. Rancangan ini akan menggabungkan konsep dari dalam negeri dengan masukan dari negara-negara yang sudah berpengalaman dalam bidang serupa.
Proyek ini memiliki potensi besar untuk menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi kenaikan permukaan air laut. Namun, proses pengembangan dan implementasinya memerlukan keterlibatan banyak pihak, baik dari sektor swasta maupun internasional.
Dengan pendekatan yang terencana dan kolaboratif, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem perlindungan yang efektif dan berkelanjutan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat di kawasan pesisir, terutama di Jakarta dan sekitarnya.
Pembangunan Giant Sea Wall bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga merupakan komitmen pemerintah dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan memulai sejak sekarang, diharapkan proyek ini dapat menjadi contoh nyata dari upaya bersama dalam menghadapi tantangan global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!