Prabowo Sebut Keracunan di MBG: Kesalahan Hanya 0,00017%

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Mengakui Masalah dalam Program Makan Bergizi Gratis

Presiden Joko Widodo, atau lebih dikenal dengan nama Jokowi, mengakui bahwa terdapat sejumlah tantangan dalam penerapan program makan bergizi gratis (MBG). Ia juga menyebutkan adanya insiden keracunan yang terjadi selama distribusi MBG. Meski begitu, Jokowi menegaskan bahwa angka kejadian keracunan tersebut relatif rendah dibandingkan dengan skala distribusi yang mencapai 30 juta penerima manfaat setiap harinya.

"Ada keracunan makanan, iya. Kami hitung, dari semua makanan yang keluar, penyimpangan atau kekurangan atau kesalahan itu adalah 0,00017%," ujar Jokowi saat berbicara dalam acara Penutupan Musyawarah Nasional ke-VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Senin (29/9).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi membandingkan capaian MBG di Indonesia dengan pengalaman Brasil. Ia menjelaskan bahwa distribusi MBG di Tanah Air telah mencapai 30 juta jiwa dalam waktu 11 bulan masa pemerintahannya. Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai bahwa Indonesia hampir menyamai capaian Brasil yang membutuhkan lebih dari satu dekade untuk menyalurkan makan gratis kepada 40 juta warganya.

"Brasil memerlukan 11 tahun untuk mencapai 40 juta penerima manfaat. Kita 11 bulan sudah 30 juta penerima manfaat," kata Jokowi.

Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan bahwa sejak Januari hingga 25 September, tercatat sebanyak 5.914 penerima manfaat MBG mengalami keracunan. Insiden ini tersebar di 70 lokasi dan melibatkan anak-anak sekolah serta ibu hamil.

Berdasarkan wilayah, kasus keracunan terbesar terjadi di Wilayah II atau Jawa, dengan 41 kasus yang melibatkan 3.610 orang. Di urutan berikutnya, Wilayah I yakni Sumatra melaporkan 9 kasus dengan 1.307 orang terdampak. Sementara Wilayah III yang mencakup NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, tercatat ada 20 kasus dengan 997 orang mengalami keracunan.

Peningkatan jumlah kasus terjadi pada Agustus dan September. BGN mencatat pada Januari terdapat 4 kasus dengan 94 korban. Jumlah tersebut kemudian melonjak menjadi 9 kasus dengan 1.988 orang terdampak pada Agustus, lalu kembali meningkat hingga 44 kasus dengan 2.210 orang terdampak pada September.

Lima daerah dengan jumlah korban terbanyak meliputi Kota Bandar Lampung dengan 503 orang, disusul Kabupaten Lebong, Bengkulu 467 orang, Kabupaten Bandung Barat 411 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah 339 orang, serta Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta sejumlah 305 orang.

BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama insiden tersebut, salah satunya ditemukannya Bakteri E. coli yang berasal dari air, nasi, tahu, dan ayam. Selain itu, ditemukan Staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, serta Salmonella pada ayam, telur, dan sayuran. BGN juga mendapati Bacillus cereus pada mie, hingga kontaminasi air yang memicu penyebaran bakteri Coliform, Klebsiella, Proteus, hingga kandungan logam berat timbal (Pb).