Potensi Besar Industri Hilirisasi Kelapa di Sulawesi Barat
Enam kabupaten di Sulawesi Barat (Sulbar) mampu menghasilkan sekitar 40 ribu ton kelapa setiap tahun. Angka ini menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan industri hilirisasi kelapa. Dengan produksi yang begitu besar, banyak pihak melihat peluang untuk meningkatkan nilai ekonomi dari komoditas ini melalui pengolahan lanjutan.
Gubernur Sulbar Suhardi Duka menilai bahwa dengan luas kawasan perkebunan kelapa mencapai 23 ribu hektare, Sulbar sangat berpotensi memiliki pabrik pengolahan kelapa. Ia menyampaikan hal ini saat bertemu dengan investor Maju Hadapan Kalimantan (MKH) Oil Palm, yang menunjukkan antusiasme terhadap investasi di sektor ini.
"Kami melihat potensi besar untuk membangun satu pabrik pengolahan kelapa di Sulbar. Kami membutuhkan investor untuk membantu mengelola komoditas ini secara maksimal," ujar Suhardi dalam pertemuan tersebut.
Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga, juga memberikan dukungan serupa terhadap pengembangan industri hilirisasi kelapa. Ia mengajak para investor untuk menanamkan modalnya dalam pengembangan sektor ini. Menurutnya, kelapa adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan telah menjadi sumber penghidupan bagi ribuan petani di berbagai daerah di Sulbar.
Salim menjelaskan bahwa selama ini, pengolahan kelapa masih didominasi oleh penjualan mentah. Hal ini menyebabkan harga jual tidak optimal. Namun, ia melihat bahwa kelapa bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti minyak kelapa, sabut kelapa, arang aktif, hingga turunannya yang diminati pasar internasional.
Pemerintah Provinsi Sulbar siap memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan yang mendukung petani. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain memberikan pelatihan keterampilan, akses teknologi, serta memfasilitasi kemitraan antara petani dan investor.
Di sisi lain, Pelabuhan Palipi di Kabupaten Majene akan dioptimalkan kembali agar dapat melayani distribusi produk hilirisasi kelapa baik ke pasar domestik maupun ekspor. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan fungsi pelabuhan ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk kelapa dari Sulbar.
"Pemprov Sulbar berkomitmen mengoptimalkan fungsi pelabuhan, sehingga kelapa dalam dan produk turunannya bisa langsung diekspor dari daerah tanpa harus melalui jalur panjang," jelas Salim.
Para investor yang hadir dalam sosialisasi ini juga melihat peluang besar pada industri hilirisasi kelapa di Sulbar. Mereka menilai permintaan pasar ekspor untuk produk turunan kelapa sangat tinggi, termasuk virgin coconut oil (VCO), briket arang, hingga serat sabut yang digunakan dalam industri furnitur dan otomotif.
Petani yang hadir dalam acara ini juga menyambut baik rencana pemerintah untuk membuka akses pasar dan memberikan pelatihan. Mereka berharap pemerintah benar-benar serius dalam memperbaiki kondisi mereka, sehingga tidak lagi hanya bergantung pada tengkulak atau penjualan kopra.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, investor, dan petani, industri hilirisasi kelapa di Sulbar diharapkan dapat berkembang lebih pesat dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!