Profil Agus Suparmanto: Mantan Menteri Jadi Ketua PPP di Muktamar X

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang menghadapi konflik internal yang cukup serius, yaitu dualisme kepemimpinan. Dua kubu berbeda masing-masing menggelar muktamar dan menetapkan ketua umum yang berbeda. Hal ini memicu ketegangan di dalam partai.

Agus Suparmanto terpilih sebagai ketua umum PPP melalui Muktamar X yang diadakan di Ancol pada hari Ahad, 28 September 2025. Sementara itu, Muhammad Mardiono juga mengklaim dirinya sebagai ketua umum PPP setelah melalui muktamar yang digelar sehari sebelumnya, yaitu pada Sabtu 27 September 2025.

Kubu Mardiono tidak mengakui kemenangan Agus. Ermalena, Ketua Steering Committee Muktamar X sekaligus Wakil Ketua Umum PPP, menyatakan bahwa pencalonan Agus tidak sah. Ia menilai bahwa Agus melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) karena belum pernah menjabat posisi satu tingkat di bawah ketua umum selama satu periode. “Beliau juga berasal dari eksternal PPP,” ujar Ermalena.

Di sisi lain, Muhammad Romahurmuziy alias Rommy, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, membantah penetapan Mardiono sebagai ketua umum secara aklamasi. “Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi secara aklamasi,” kata Rommy dalam pernyataannya di Jakarta.

Profil Agus Suparmanto

Agus Suparmanto adalah mantan Menteri Perdagangan RI periode Oktober 2019 hingga Desember 2020 saat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebelum bergabung dengan PPP, ia pernah menjadi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selain karier politik, Agus juga aktif dalam bidang olahraga. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI) selama dua periode, yakni 2014–2018 dan 2018–2022. Pada periode kedua, Agus kembali terpilih secara aklamasi setelah mendapat dukungan 27 dari 29 Pengurus Provinsi IKASI yang hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas) IKASI di Bali pada 1–2 Desember 2018.

Agus juga dikenal sebagai pengusaha. Ia pernah menjabat Direktur Utama PT Galangan Manggar Biliton (GMB), sebuah perusahaan galangan kapal yang beroperasi di Kepulauan Bangka Belitung.

Total Kekayaan Agus Suparmanto

Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang disampaikan pada 31 Desember 2020, Agus Suparmanto tercatat memiliki total kekayaan hingga Rp 1,62 triliun. Data tersebut mencakup 15 unit tanah dan bangunan senilai Rp 896,4 miliar yang tersebar di berbagai kawasan, termasuk Jakarta Selatan, Bandung, dan sebuah bangunan di Singapura. Tanah milik sendiri seluas 4.404 m2 di Jakarta Selatan bernilai Rp 308,28 miliar merupakan aset terbesar.

Selain itu, Agus melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin senilai Rp 1,55 miliar, termasuk mobil Lexus RX 300 Luxury 4X2 2019 seharga Rp 1,3 miliar dan mobil Lexus GS 300 AT 2006 seharga Rp 250 juta. Ia juga melaporkan kepemilikan harta bergerak lainnya sebesar Rp 950 juta, surat berharga senilai Rp 766,27 miliar, serta kas dan setara kas sejumlah Rp 51,21 miliar. Agus juga melaporkan utang sebesar Rp 91 miliar.

Riwayat Pendidikan Agus Suparmanto

Agus Suparmanto lahir di Jakarta pada 23 Desember 1965. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Budhaya Jakarta, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Jakarta, dan menamatkan SMA di SMA Negeri 8 Jakarta.

Setelah lulus SMA, Agus melanjutkan studi di Universitas Nasional dengan memilih jurusan Ekonomi. Di luar pendidikan formal, ia juga memperdalam ilmu agama dengan belajar di pondok pesantren.