Profil Kapolda Maluku Irjen Dadang Hartanto Diperhatikan Pasca Kekerasan Anggota pada Pasangan Suami

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Profil Kapolda Maluku Irjen Dadang Hartanto Diperhatikan Pasca Kekerasan Anggota pada Pasangan Suami Istri

Kapolda Maluku, Irjen Dadang Hartanto, Dihadapkan pada Tantangan Besar

Perhatian publik kini tertuju pada sosok Irjen Pol. Prof. Dadang Hartanto, yang baru saja menjabat sebagai Kapolda Maluku. Penyerahan pataka Polda Maluku 'Salawaku Emarina' dalam sebuah upacara khidmat di lapangan Tahapary-Tantui pada 26 Agustus 2025 menandai dimulainya tugasnya sebagai pemimpin kepolisian di wilayah ini. Namun, seiring dengan penunjukannya, muncul tantangan besar yang harus dihadapi oleh Kapolda Maluku, terutama dalam menghadapi kasus penganiayaan oleh belasan oknum Brimob di Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Kasus Penganiayaan oleh Belasan Oknum Brimob

Kasus tersebut bermula dari salah tangkap yang dilakukan oleh anggota polisi. Elvis, seorang warga Bula, dijemput paksa oleh sejumlah anggota polisi berpakaian preman dan dibawa ke Mapolres Malra. Ia dituduh terlibat dalam kasus pembacokan, padahal pelaku sebenarnya bukan dirinya. Selama dalam penahanan, Elvis mengaku dianiaya oleh dua oknum polisi, Bripda Paet Rahalus dan Bripda Devian. Korban dipukul menggunakan tongkat T dan ditampar berulang kali. Akibatnya, Elvis mengalami luka lebam parah di kedua pahanya dan kini masih dalam kondisi trauma.

Selain Elvis, keluarganya juga dianiaya. Kejadian ini memicu kecaman luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk aktivis Maluku Crisis Center (MCC). Koordinator MCC M. Ikhsan Tualeka menyatakan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan oleh belasan oknum Brimob terhadap warga sipil di Bula merupakan bentuk pelanggaran HAM dan penyalahgunaan kewenangan. Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya menjadi persoalan individual, tetapi mencerminkan masalah profesionalisme aparat keamanan dan maraknya penyalahgunaan wewenang di Maluku.

Desakan untuk Proses Hukum yang Transparan

Ikhsan mendesak Polda Maluku segera menyelidiki secara transparan dan memproses hukum semua oknum yang terlibat. Ia juga meminta Kapolda Maluku dan Dankor Brimob Polri bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini, termasuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan personel Brimob di wilayah SBT. Selain itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat sipil, media, dan organisasi masyarakat untuk mengawal kasus ini agar tidak berakhir dengan impunitas seperti yang sering terjadi pada kasus kekerasan aparat di Maluku.

Karier yang Mengagumkan dan Rekam Jejak Gemilang

Irjen Dadang Hartanto memiliki rekam jejak karier yang mengagumkan. Lahir pada 24 November 1971, ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1994. Sejak awal berkarier, ia dikenal sebagai sosok perwira yang tak hanya mumpuni di lapangan, tetapi juga memiliki latar belakang akademik yang cemerlang. Pencapaian akademiknya semakin memperkuat posisinya sebagai seorang profesor, setelah dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada 27 Mei 2023.

Dalam orasi ilmiahnya, ia menyoroti pentingnya Polri beradaptasi dengan tantangan era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dengan menerapkan konsep organisasi pembelajaran. Pencapaian ini menegaskan dualisme peran dirinya: sebagai penegak hukum yang andal dan juga sebagai seorang akademisi yang visioner.

Peran Strategis di Tingkat Nasional

Selain karier di dunia kepolisian, Irjen Dadang juga dikenal di tingkat nasional saat ia dipercaya menjadi Komandan Upacara Hari Bhayangkara ke-79 di Monas pada 1 Juli 2025. Pelaksanaan upacara yang berjalan tertib dan disiplin mendapat apresiasi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Bahkan, setelah upacara, Presiden secara khusus memintanya untuk menghadap, sebuah momen yang dianggap menandai kepercayaan besar negara terhadap dirinya.

Tantangan Baru di Maluku

Kini, sebagai Kapolda Maluku, Irjen Dadang dihadapkan pada tantangan besar: menjaga keamanan, memperkuat pelayanan publik, serta membangun sinergi sosial di wilayah Maluku yang memiliki keragaman budaya dan tantangan geografis tersendiri. Dengan kombinasi pengalaman panjang di lapangan, posisi strategis di pusat, serta kapasitas akademik sebagai seorang profesor, Harapan besar diberikan kepada Irjen Dadang untuk menghadirkan kepemimpinan yang inovatif sekaligus humanis dalam menjaga stabilitas dan keamanan di Maluku.