
Profil dan Kontroversi Wahyudin Moridu, Anggota DPRD Gorontalo
Wahyudin Moridu, seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, kini menjadi sorotan publik setelah sebuah video yang viral menunjukkan pernyataannya yang kontroversial. Dalam video tersebut, ia mengungkapkan bahwa dirinya dan seseorang sedang menggunakan uang negara untuk perjalanan ke Makassar. Ucapan seperti “kita rampok aja uang negara ini… kita habiskan aja biar negara ini semakin miskin” langsung memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Reaksi Publik dan Partai Politik
Peristiwa ini mendapat tanggapan tegas dari berbagai lembaga dan partai politik. Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPRD Gorontalo langsung mengambil sikap dengan mencopot Wahyudin dari keanggotaan partainya. Mereka menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Wahyudin adalah tanggung jawab pribadi dan tidak mencerminkan sikap resmi PDIP.
Laporan Harta Kekayaan yang Menjadi Sorotan
Selain ucapan dalam video tersebut, laporan harta kekayaan Wahyudin juga menjadi perhatian publik. Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), terdapat catatan yang menunjukkan bahwa nilai asetnya sering kali minus dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2024, total asetnya tercatat minus sekitar Rp 2 juta setelah dikurangi utang besar.
Beberapa tahun sebelumnya, laporan harta kekayaan Wahyudin juga menunjukkan angka minus yang signifikan:
- Tahun 2022: minus sekitar Rp 415 juta
- Tahun 2021: minus sekitar Rp 97,4 juta
- Tahun 2020: minus sekitar Rp 86,9 juta
- Tahun 2019: minus sekitar Rp 159,8 juta
Aset yang dilaporkan meliputi sebidang tanah dan bangunan warisan senilai sekitar Rp 180 juta serta kas atau setara kas senilai Rp 18 juta. Sementara itu, utangnya tercatat sebesar Rp 200 juta dalam laporan LHKPN 2024.
Tindakan KPK untuk Memastikan Kejujuran Pelaporan
Korupsi Khusus (KPK) menyatakan akan melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan apakah pelaporan LHKPN dilakukan secara jujur dan sesuai fakta di lapangan. Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa langkah ini bukan hanya sekadar administratif, tetapi upaya memastikan kebenaran data. KPK juga membuka kanal bagi masyarakat untuk melaporkan jika ada indikasi aset yang tidak tercantum atau tidak sesuai kenyataan nyata.
Kontroversi Hubungan Pribadi dan Penyebaran Video
Di balik viralnya video tersebut, muncul narasi tentang wanita yang bersama Wahyudin dalam rekaman itu. DPRD Gorontalo menyebut wanita tersebut berinisial “D”, yang diduga telah menyebarkan video setelah merasa tidak dinikahi. Ketua Badan Kehormatan DPRD bahkan menyatakan akan memanggil kedua belah pihak untuk investigasi motif penyebaran video.
Wahyudin sendiri menegaskan bahwa ia tidak sadar sedang direkam, dan menyebut bahwa video itu diambil tanpa izin. Ia juga menyatakan bahwa pernyataannya dalam video tersebut tidak mencerminkan pendirian resmi dan tidak dimaksudkan sebagai penghinaan terhadap institusi atau pihak tertentu.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!