
Proyeksi Kinerja Keuangan Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) pada 2026
Kinerja keuangan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2026, terutama seiring dengan keterlibatan perusahaan dalam memasok bahan baku program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dianggap sebagai faktor pendorong utama bagi industri unggas domestik, termasuk JPFA.
Dalam riset yang diterbitkan oleh Sinarmas Sekuritas pada 17 September 2025, disebutkan bahwa program MBG akan menjadi katalis positif bagi sektor unggas. Dalam jangka pendek, program ini akan mengalihkan konsumsi unggas dari rumah tangga ke distribusi B2G dan B2B. Sementara itu, dalam jangka panjang, program ini akan mendukung permintaan unggas yang berkelanjutan.
Japfa telah terlibat dalam suplai bahan baku program MBG sejak 6 Januari 2025. Anggaran untuk program tersebut dialokasikan sebesar Rp335 triliun pada tahun 2026, meningkat dibandingkan alokasi tahun 2025 yang sebesar Rp171 triliun.
Menurut riset yang ditulis oleh analis Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi dan Vita Lestari, laba bersih JPFA untuk tahun fiskal 2026 diperkirakan tumbuh sebesar 16,6% YoY dibandingkan tahun fiskal 2025. Pertumbuhan ini didukung oleh harga day old chick (DOC) dan unggas hidup yang stabil, serta peningkatan dari Program MBG.
Dalam forecast keuangan Japfa, laba bersih perseroan di akhir tahun ini diperkirakan mencapai Rp3,46 triliun, lalu tumbuh menjadi Rp4,03 triliun pada 2026. Dari sisi top line, penjualan Japfa tahun ini ditaksir mencapai Rp60,72 triliun, atau tumbuh sebesar 7,85% YoY dari penjualan 2024 sebesar Rp56,30 triliun. Pada 2027, penjualan diperkirakan naik menjadi Rp65,05 triliun.
Peningkatan kinerja keuangan tersebut tidak lepas dari pertumbuhan permintaan. Sinarmas Sekuritas mencatat bahwa konsumsi ayam secara CAGR 10 tahun meningkat sebesar 3,3%, didukung oleh inisiatif ketahanan pangan nasional, lanskap persaingan yang lebih sehat, serta berkurangnya impor GPS atau bibit induk ayam pedaging dan ayam petelur.
Di sisi suplai, Japfa sedang bersiap menambah produksi dari pabrik pakan di Sragen Jawa Tengah menjadi 47.500 ton per bulan dari kapasitas saat ini sebesar 40.000 ton per bulan.
Meski demikian, riset tersebut juga menyebutkan adanya beberapa risiko yang dihadapi perseroan, antara lain perubahan regulasi, persaingan yang semakin ketat, daya beli konsumen yang melemah, hingga volatilitas harga komoditas unggas.
Dengan proyeksi keuangan yang membaik di tahun depan, Sinarmas Sekuritas merekomendasikan investor untuk membeli saham JPFA dengan target harga di Rp2.400.
Merujuk pada laporan keuangan Japfa sepanjang semester I/2025, perseroan membukukan penurunan penjualan neto sebesar 0,6% YoY dari Rp27,64 triliun pada semester I/2024 menjadi Rp27,48 triliun. Laba bersih JPFA turut menyusut menjadi Rp1,23 triliun pada semester I/2025, atau turun 16,43% YoY dari Rp1,47 triliun sepanjang semester I/2024.
Proyeksi kinerja keuangan Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) pada tahun 2026 menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan, terlepas dari tantangan-tantangan yang mungkin muncul. Perusahaan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas operasional dan meningkatkan efisiensi guna merespons dinamika pasar.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!