Rapat Pers Buka Akses Liputan Istana untuk Wartawan CNN Indonesia

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penyerahan Ulang Kartu Identitas Pers untuk Jurnalis CNN Indonesia

Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden (Setpres) telah kembali memberikan kartu identitas pers atau ID pers kepada jurnalis CNN Indonesia. Proses penyerahan ini dilakukan dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh Pemimpin Redaksi CNN TV, Titin Rosmasari, serta perwakilan dari Dewan Pers dan Biro Pers. Penyerahan tersebut juga disaksikan langsung oleh pihak istana.

"Kami menyerahkan ID pers secara langsung kepada Mbak Diana dan dihadiri oleh Bu Titin sebagai pemimpin redaksi. Kami juga memastikan bahwa kejadian ini tidak akan terulang kembali," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Setpres, Yusuf Permana, saat berada di Istana Jakarta, Senin (29/9).

Sebelumnya, Biro Pers mencabut ID khusus liputan yang dimiliki oleh jurnalis CNN Indonesia bernama Diana Valencia. Pengambilan ID tersebut terkait dengan pertanyaan yang diajukan Valencia mengenai kasus keracunan ribuan siswa akibat mengonsumsi menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pertanyaan tersebut diajukan saat Presiden Prabowo Subianto kembali dari kunjungan kenegaraan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (27/9).

Yusuf menjelaskan bahwa yang dicabut adalah ID khusus untuk liputan di Istana, bukan ID profesional Diana sebagai wartawan. "Kami tidak memiliki wewenang untuk mencabut ID profesional seorang jurnalis. Yang kami ambil adalah ID khusus Istana," jelasnya.

Dia juga menyampaikan bahwa Kepala Biro Pers dan Media telah menyampaikan permintaan maaf atas tindakan tersebut. Yusuf menekankan bahwa Biro Pers Media Sekretariat Presiden selalu menjunjung tinggi asas keterbukaan dan kebebasan pers sesuai dengan Undang-Undang No.40 Tahun 1999. "Kami sangat menghargai peran jurnalis sebagai pilar keempat demokrasi dalam menyampaikan berita yang akurat, kritis, dan akuntabel bagi masyarakat Indonesia," tambahnya.

Pemimpin Redaksi CNN Indonesia, Titin Rosmasari, menyampaikan rasa terima kasih kepada Biro Presiden atas pengembalian ID pers untuk Diana. "Apa yang dilakukan hari ini adalah jawaban atas surat yang kami kirimkan kemarin. Kami membawa pesan dan pertanyaan, bukan hanya dari jurnalis CNN di istana, tetapi juga dari komunitas pers dan organisasi pers yang terus mendukung kami," kata Titin.

Kronologi Pencabutan ID Pers di Kantor CNN

Menurut Titin, pencabutan ID pers terjadi pada Sabtu (27/9) sekitar pukul 19.15 WIB, ketika seorang petugas Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Setpres datang langsung ke kantor CNN Indonesia untuk mengambil ID pers tersebut. Ia menyatakan bahwa tindakan ini membuat pihaknya terkejut dan mempertanyakan dasar pencabutan tanpa adanya penjelasan resmi.

CNN Indonesia telah mengirimkan surat kepada BPMI dan Menteri Sekretaris Negara untuk meminta klarifikasi atas keputusan tersebut. "Kami tentu mempertanyakan alasan pencabutan ID Pers tersebut," ujar Titin dalam pernyataannya.

Ia menegaskan bahwa pertanyaan yang diajukan Diana Valencia kepada Presiden Prabowo terkait program MBG bersifat kontekstual dan menjadi perhatian publik. CNN Indonesia dijadwalkan melakukan pertemuan dengan BPMI pada Senin (29/9) pagi untuk menindaklanjuti surat permintaan klarifikasi tersebut.

Pernyataan Dewan Pers

Dewan Pers dalam pernyataan resmi meminta Biro Pers Istana segera memulihkan akses liputan bagi Valencia. Selain itu, Dewan Pers juga meminta penjelasan tentang alasan pencabutan ID pers tersebut.

"Dewan Pers kembali mengingatkan semua pihak untuk menjunjung tinggi pelaksanaan kemerdekaan pers yang dijalankan oleh wartawan/jurnalis di mana pun bertugas," ujar Dewan Pers dalam pernyataannya.

Menurut Dewan Pers, jurnalis dalam meliputnya mengemban amanah publik sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Atas alasan itu, Dewan Pers berharap agar kasus seperti ini tidak terulang di masa depan demi menjaga iklim kebebasan pers di Indonesia.