
Keputusan Pelatih Timnas Thailand yang Memicu Kontroversi
Keputusan pelatih Timnas Thailand, Masatada Ishii, untuk tidak memanggil Theerathon Bunmathan dan Teerasil Dangda dalam pemanggilan skuad bulan Oktober telah menimbulkan reaksi keras dari para penggemar. Mereka merasa bahwa tindakan ini tidak menghormati peran serta kontribusi pemain veteran tersebut.
Timnas Thailand akan segera melakoni pertandingan penting di Grup D Kualifikasi Piala Asia 2027. Pertandingan pertama akan berlangsung di Stadion Rajamanga, Bangkok, pada 9 Oktober mendatang, kemudian dilanjutkan dengan laga tandang ke Stadion Taipei Municipal pada 14 Oktober 2025. Namun, sebelum pertandingan dimulai, Ishii memutuskan untuk mencoret dua pemain yang dianggap penting dalam skema tim.
Alasan yang diberikan oleh pelatih Jepang tersebut adalah untuk meremajakan skuad. Meski demikian, ia masih memanggil beberapa pemain berusia di atas 30 tahun seperti Chanathip Songkrasin dan Suphan Thongsong. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan penggemar, yang merasa keputusan tersebut tidak konsisten dan tidak adil.
Theerathon Bunmathan, yang saat ini bermain untuk Buriram United, memiliki reputasi sebagai bek yang stabil dan tangguh. Di usia 34 tahun, ia terus menunjukkan performa yang baik dan tetap menjadi bagian penting dalam kompetisi lokal. Penggemar percaya bahwa pengalaman dan kemampuan internasionalnya sangat dibutuhkan oleh Timnas Thailand, terutama dalam situasi sulit saat ini.
Beberapa penggemar menyampaikan pendapat mereka melalui media sosial. Salah satu dari mereka berkata, “Theerathon masih bermain sangat baik, menyingkirkannya hanya akan melemahkan tim.” Yang lain menambahkan, “Mereka bilang sedang meremajakan, tapi mereka masih memanggil Chanathip. Apakah itu adil?”
Kondisi Timnas Thailand saat ini juga tidak terlalu baik. Sebelumnya, mereka kalah 1-3 dari Turkmenistan pada Juni dan hanya meraih 3 poin dari dua pertandingan awal. Dua pertandingan melawan Taiwan menjadi momen krusial, namun absennya pemain-pemain berpengalaman membuat peluang meraih 6 poin semakin sulit.
“Tanpa Theerathon dan Teerasil, siapa yang akan memimpin tim di masa krusial ini?” tanya seorang penggemar. Pertanyaan ini menggambarkan kekhawatiran yang muncul di kalangan fans.
Selain itu, dalam ajang Piala Raja awal bulan ini, Ishii juga tidak memasukkan Bunmathan dan Dangda. Ia lebih memilih memberikan kesempatan kepada pemain senior lainnya. Tindakan ini memperkuat dugaan bahwa pelatih memiliki bias dalam memilih pemain.
Banyak penggemar bahkan berpikir bahwa pelatih sengaja menyingkirkan pemain veteran. “Keduanya telah membuktikan kelas mereka, menyingkirkan mereka sama saja dengan mendorong tim ke dalam krisis,” ujar salah satu penggemar.
Theerathon dan Teerasil memang dianggap sebagai ikon sepak bola Thailand. Mereka sering kali menjadi pemimpin dalam turnamen besar di kawasan dan benua. Ketidakhadiran mereka dinilai tidak hanya melemahkan kekuatan Gajah Perang, tetapi juga menciptakan ketegangan antara staf pelatih dan penggemar.
Dengan target lolos ke Piala Asia 2027 di Arab Saudi, Thailand membutuhkan persatuan yang kuat. Namun, keputusan Ishii ini justru memicu krisis kepercayaan diri dan kemungkinan besar akan memicu kemarahan penggemar jika hasil di bulan Oktober tidak sesuai harapan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!