Penurunan Pasokan Emas dari Freeport Mengancam Kinerja Aneka Tambang
Penghentian operasi di Grasberg sejak September 2025 menyebabkan penurunan pasokan emas dari PT Freeport Indonesia (PTFI) ke PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kinerja laba perseroan. PTFI telah mengumumkan keadaan force majeure, yang berarti adanya gangguan tak terduga dalam operasional perusahaan.
Dari indikasi awal, produksi PTFI diperkirakan akan turun hingga 35% pada tahun 2026. Meskipun demikian, ANTM telah menandatangani perjanjian lima tahun dengan PTFI pada November 2024 untuk membeli 30 ton emas per tahun dari Precious Metal Refinery di Gresik. Perjanjian ini bertujuan untuk menggantikan pasokan impor mulai Maret 2025.
Proyeksi Dampak terhadap Kinerja ANTM
Meski ada potensi penurunan pasokan, analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dan Naura Reyhan Muchlis memproyeksikan dampak terhadap kinerja ANTM relatif terbatas. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa potensi penurunan laba bersih 2026 hanya sekitar 2,1%–5,7% dalam skenario penurunan pasokan sebesar 20%–50%.
"Kami memperkirakan risiko pasokan dari PTFI hanya akan berdampak terbatas terhadap laba, meskipun masih ada ketidakpastian mengenai waktu dan penyelesaian gangguan tersebut," tulis tim riset pada Rabu (1/10/2025).
Target Penjualan Emas dan Kinerja Keuangan
Manajemen ANTM menargetkan volume penjualan emas sebesar 43 ton–44 ton pada 2026, lebih tinggi dari asumsi analis yang mencapai 42 ton. Pada semester I/2025, ANTM berhasil menjual 29,3 ton emas atau naik 83,5% secara tahunan. Peningkatan ini didukung oleh lonjakan volume pada kuartal II/2025 serta harga emas yang tinggi.
Margin bisnis emas ANTM tetap stabil di kisaran 6,5%–7%. Perseroan juga memperkirakan penjualan emas secara bulanan mencapai 1,5 ton–2 ton, sejalan dengan kebijakan prioritas pasokan domestik.
Rekomendasi Analis dan Harga Saham
BRI Danareksa memberi rekomendasi beli untuk saham ANTM dengan target harga Rp4.100, setara dengan valuasi price to earning ratio (PE) 12,6 kali laba tahun 2026. Risiko penurunan target harga diperkirakan hanya 2,4%–4,9% apabila gangguan pasokan Freeport berkepanjangan. Namun, analis menilai kinerja ANTM masih lebih sensitif terhadap harga bijih nikel, yang saat ini bertahan di level US$52 per wet metric ton (wmt), dibandingkan dengan risiko emas.
Harga saham ANTM ditutup menguat 1,58% pada akhir perdagangan Rabu di level Rp3.210. Valuasi ANTM sudah menguat hingga 107,77% sejak awal tahun (year-to-date/YtD).
Rekomendasi dari Analis dan Data Bloomberg
Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 22 analis merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga 12 bulan Rp3.692 per saham. Sebanyak enam analis merekomendasikan hold dan tidak ada analis yang menyarankan untuk menjual koleksinya.
Catatan Penting
Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. news.aiotrade.app tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!