Ribuan Siswa Keracunan, BGN Bentuk Tim Investigasi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pemantauan dan Pengawasan yang Lebih Ketat untuk Program Makan Bergizi Gratis

Badan Gizi Nasional (BGN) telah mengambil langkah-langkah penting dalam upaya memastikan keamanan dan kualitas program makan bergizi gratis (MBG). Untuk menangani kasus keracunan yang terjadi, BGN membentuk dua lini investigasi yang bertujuan untuk mengungkap penyebab utama dan mencegah terulangnya insiden serupa.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menjelaskan bahwa tim investigasi ini terdiri dari berbagai pihak, termasuk Polri, BIN, serta para ahli independen dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan dari pembentukan tim ini adalah untuk melakukan peninjauan menyeluruh terhadap seluruh aspek penyebab keracunan.

"Di dalam tim investigasi ini, kami membentuk dua bagian. Deputi Tauwas akan melakukan pemantauan dan pengawasan, dan akan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait," ujar Nanik. "Dalam tim tersebut juga terdapat anggota dari Kepolisian, BIN, Dinkes, BPOM, serta pemerintah daerah setempat untuk melakukan investigasi lebih lanjut."

Tim investigasi ini juga mencakup para ahli kimia, farmasi, chef, dan pakar dari berbagai bidang keilmuan lainnya. Mereka bertugas untuk mendalami 70 kasus keracunan yang dilaporkan terjadi sepanjang Januari hingga September 2025. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran lengkap tentang penyebab dan dampak dari insiden tersebut.

Data Korban dan Penyebab Keracunan

Hingga tanggal 30 September 2025, tercatat 70 kasus keracunan yang terjadi selama periode Januari hingga September 2025. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.914 penerima MBG mengalami keracunan. Berikut penyebaran kasus berdasarkan wilayah:

  • Wilayah I Sumatera: 9 kasus, 1.307 korban
  • Wilayah II Pulau Jawa: 41 kasus, 3.610 korban
  • Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus, 997 korban

Penyebab utama keracunan pada penerima MBG antara lain kontaminasi bakteri E. Coli (pada air, nasi, tahu, dan ayam), Staphylococcus Aureus (pada tempe dan bakso), Salmonella (pada ayam, telur, dan sayur), Bacillus Cereus (pada mie), serta Coliform, PB, dan Klebsiella dari air yang terkontaminasi.

Sebelumnya, BGN juga telah mengirim sampel makanan dari puluhan dapur MBG ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk diuji laboratorium. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar bagi tindak lanjut, apakah dapur tersebut dapat kembali beroperasi atau harus ditutup permanen.

Komitmen BGN untuk Kepercayaan Publik

BGN menegaskan komitmennya untuk memastikan insiden serupa tidak terulang kembali. Dengan penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas program, BGN berharap kepercayaan masyarakat terhadap Program MBG tetap terjaga.

Untuk mengantisipasi insiden serupa, BGN juga akan membuka kanal pengaduan masyarakat. Kanal ini dimaksudkan sebagai sistem deteksi dini, sehingga setiap masalah dapat segera diketahui dan ditangani sebelum meluas.

Dengan langkah-langkah ini, BGN berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan keamanan program MBG, serta memastikan bahwa masyarakat tetap mendapatkan manfaat dari program pangan bergizi yang diberikan oleh pemerintah.