Rupiah Melemah Selasa, Cek Proyeksi untuk Rabu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Rupiah Kembali Melemah, Prediksi Pelemahan Masih Berlanjut

Pada hari Selasa (23/9/2025), nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Penguatan yang diharapkan tidak terwujud, dan justru rupiah kembali melemah pada penutupan perdagangan hari itu. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan terhadap rupiah masih berlangsung, dan kemungkinan akan terus berlanjut hingga hari Rabu (24/9/2025).

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah spot ditutup melemah sebesar 0,46% pada posisi Rp 16.688 per dolar AS. Sementara itu, Bank Indonesia melalui Jisdor mencatatkan rupiah berada di level Rp 16.636 per dolar AS, dengan penurunan sebesar 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Perbedaan angka ini menunjukkan adanya variasi dalam pengukuran antara sumber-sumber pasar dan lembaga pemerintah.

Ahli ekonomi dan pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menyampaikan bahwa meskipun ada harapan positif dari International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat dari 4,7% menjadi 4,8%, situasi saat ini masih menghambat penguatan rupiah.

Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara domestik maupun global. Di tingkat dalam negeri, ia mengamati bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Menteri Keuangan baru, yaitu Purbaya, belum sepenuhnya mendapat apresiasi dari pasar. Hal ini menunjukkan ketidakpastian di kalangan investor dan pelaku pasar terhadap arah kebijakan fiskal dan moneter.

Di sisi lain, kondisi geopolitik yang semakin memanas juga turut memberikan tekanan terhadap rupiah. Rusia masih melakukan serangan terhadap wilayah Ukraina, sedangkan Israel terus melancarkan operasi militer di Gaza, Palestina. Kondisi ini memicu reaksi dari negara-negara Arab seperti Mesir, Qatar, dan Arab Saudi yang mengecam tindakan tersebut.

Ibrahim menilai bahwa gejolak geopolitik ini membuat para investor lebih waspada dan cenderung menghindari aset yang dinilai berisiko, termasuk rupiah. Selain itu, sentimen pasar juga terpengaruh oleh ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Diperkirakan, The Fed akan menurunkan suku bunga acuan dalam pertemuan bulan Oktober, yang bisa memengaruhi aliran modal internasional.

Dalam prediksi untuk perdagangan Rabu (24/9/2025), Ibrahim memperkirakan bahwa rupiah masih akan mengalami pelemahan. Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah berada dalam kisaran Rp 16.670 hingga Rp 16.720 per dolar AS. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor yang saling berkaitan, termasuk kebijakan dalam negeri, situasi global, dan pergerakan pasar modal.

Kondisi ini menunjukkan bahwa rupiah masih menghadapi tantangan besar dalam menghadapi tekanan eksternal dan internal. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kebijakan yang lebih stabil dan transparan serta upaya membangun kepercayaan dari masyarakat dan investor.