Siapa Gustika Jusuf? Ternyata Cucu Bung Hatta

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Profil Lengkap Gustika Jusuf, Cucu Bung Hatta yang Aktif dalam Isu Hak Asasi Manusia

Gustika Jusuf-Hatta menjadi perhatian publik setelah mengunggah foto dirinya di momen peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025. Dengan mengenakan kebaya hitam dan kain batik slobog di Istana Merdeka, ia menyampaikan kritik simbolis terhadap situasi pemerintahan saat ini. Komentar yang disertakan dalam unggahannya menunjukkan bahwa busana tersebut merupakan bentuk protes diam atas masalah hak asasi manusia yang masih belum terselesaikan.

Tindakan kritis yang dilakukan Gustika menarik perhatian banyak orang. Sebagai cucu dari Proklamator Mohammad Hatta, ia tidak hanya mewarisi nilai-nilai perjuangan dari keluarganya, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat terhadap isu demokrasi, hak asasi manusia, dan keamanan internasional. Berikut adalah profil lengkap tentang sosok Gustika Jusuf.

1. Gustika Jusuf, Cucu Bung Hatta

Gustika Fardani Jusuf lahir pada 19 Januari 1994. Ia adalah putri dari pasangan Halida Nuriah Hatta, putri bungsu Bung Hatta, dan Gary Rahman Jusuf, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI di Fiji. Sebagai anak tunggal, Gustika tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kaya akan nilai sejarah, intelektual, dan semangat perjuangan bangsa.

Dalam pendidikannya, Gustika memilih jalur akademik yang berfokus pada studi internasional dan keamanan. Ia pernah belajar di Institut d’Etudes Politiques de Lyon, Prancis, lalu melanjutkan studinya di King’s College London dan meraih gelar Bachelor of Arts (Hons) di bidang War Studies. Selain itu, ia juga pernah mengikuti program singkat di Oxford University dan Sotheby’s Institute of Art. Saat ini, ia sedang menempuh Master of Advanced Studies di Geneva Academy dengan konsentrasi hukum humaniter internasional.

2. Karier di Forum Internasional dan Lembaga HAM

Sejak remaja, Gustika sudah aktif dalam berbagai forum internasional. Pada 2012, ia menjadi delegasi muda di United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Doha, Qatar. Tahun berikutnya, ia magang di Delegasi Indonesia untuk UNESCO Youth Forum. Ia juga pernah terlibat dalam berbagai forum PBB yang membahas isu perempuan, serta menjalani magang di Misi Indonesia untuk PBB.

Dalam karier profesionalnya, Gustika turut berkiprah di berbagai lembaga internasional dan organisasi masyarakat sipil. Ia pernah menjadi anggota Youth Advisory Panel UNFPA Indonesia, peneliti di Imparsial yang fokus pada reformasi sektor keamanan dan isu HAM, serta National Youth Consultant untuk Plan International Indonesia. Kiprahnya menunjukkan kepedulian besar terhadap persoalan kemanusiaan dan demokrasi, baik di tingkat nasional maupun global.

3. Lantang Menyuarakan HAM dan Isu Publik

Gustika tidak hanya dikenal sebagai akademisi dan peneliti, tetapi juga aktif menyuarakan isu-isu publik melalui berbagai medium. Ia pernah menulis opini di The Jakarta Post dengan topik-topik seputar hak asasi manusia dan keamanan. Pada 2018, ia terpilih sebagai ASEAN Youth Fellow, serta pada 2022 menerima beasiswa Nuffic Orange Knowledge Programme di Belanda.

Selain itu, Gustika juga terlibat dalam kegiatan sosial dan advokasi. Ia pernah aktif di Women’s March Jakarta, menjadi moderator dalam berbagai diskusi publik, serta menjabat sebagai Board Member dan Senior Adviser di Yayasan Hatta sejak 2021. Keberaniannya bersuara, termasuk melalui kritik simbolis pada HUT ke-80 RI, mempertegas perannya sebagai generasi muda yang konsisten memperjuangkan demokrasi dan kemanusiaan di Indonesia.