Sidang Umum PBB ke-80 Dimulai di Tengah Perang Gaza dan Ukraina

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Perang Gaza dan Ukraina Menjadi Fokus Sidang Umum PBB

Pada Selasa, 23 September 2025, para pemimpin dunia berkumpul dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan latar belakang konflik yang masih berlangsung di Gaza dan Ukraina. Selain itu, isu perpecahan global dan debat mengenai status negara Palestina juga menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut.

Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan peringatan keras terhadap para pemimpin dunia. Ia menegaskan bahwa umat manusia saat ini sedang memasuki "zaman disrupsi yang gegabah dan penderitaan manusia yang tak henti-hentinya." Hal ini menunjukkan kekhawatiran besar terhadap stabilitas global yang semakin rentan akibat konflik dan ketidaksetaraan.

Guterres secara khusus menyentuh isu genosida di Gaza, di mana ia menekankan bahwa tidak ada alasan yang dapat membenarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Di sisi lain, ia juga menolak hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah gencatan senjata permanen di wilayah tersebut serta pemulangan para sandera yang masih terperangkap.

Selain itu, Guterres menyampaikan kekhawatirannya terhadap anggaran bantuan yang saat ini dinilai tidak efektif. Ia menyebutkan bahwa pemotongan dana bantuan pembangunan menciptakan kekacauan, bahkan bisa dianggap sebagai "hukuman mati" bagi banyak orang. Ia juga menyoroti dampak negatif dari tindakan tersebut terhadap masa depan generasi mendatang.

Setelah pidato Guterres, para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara anggota PBB akan berpidato di hadapan audiens global. Debat Umum sesi ke-80 Sidang Umum dimulai pada hari Selasa dan akan berakhir pada 29 September. Tahun ini menjadi momen penting karena sejumlah peristiwa spesifik yang akan terjadi selama penyelenggaraan acara.

Kehadiran Tokoh-Tokoh Penting dalam Debat Umum

Mantan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menjadi perempuan kelima dalam sejarah yang memimpin Sidang Umum. Sebelumnya, Brasil menjadi negara anggota pertama yang berbicara dalam Debat Umum sejak sidang ke-10 Majelis Umum pada 1955, kecuali pada tahun 1983 dan 1984.

Setelah Brasil, Amerika Serikat sebagai negara tuan rumah akan menjadi pengisi pidato berikutnya. Pidato Presiden Donald Trump sangat dinantikan oleh publik internasional. Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menjadi pembicara keempat pada hari pertama. Ini merupakan kesempatan ke-15 bagi Erdogan untuk berpidato di hadapan Majelis Umum. Ia diperkirakan akan membahas perang di Gaza, pengakuan Palestina sebagai negara, serta tindakan internasional terhadap Israel.

Selain itu, dua negara pengamat non-anggota, yaitu Takhta Suci dan Negara Palestina, serta satu anggota pengamat, Uni Eropa, juga diberi kesempatan untuk berpidato di hadapan Majelis Umum. Namun, tahun ini, Washington menolak memberikan visa kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk melakukan perjalanan langsung ke New York. Meski demikian, Majelis Umum telah mengadopsi resolusi yang memungkinkan Abbas berpidato melalui tautan video.

Perkenalan dengan Pemimpin Baru

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa akan tampil perdana di Sidang Umum PBB tahun ini. Ini merupakan penampilan pertamanya di hadapan PBB setelah AS memberinya visa masuk untuk hadir. Ia akan menjadi pemimpin Suriah pertama yang hadir dalam sidang tersebut sejak 1967.

Batas waktu yang disepakati dan bersifat sukarela untuk setiap pidato adalah 15 menit, namun dalam praktiknya, jarang dipatuhi dengan sungguh-sungguh. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada aturan formal, para pemimpin tetap memiliki kebebasan dalam menyampaikan pandangan mereka.