Soal Reformasi Polri, Mahfud MD: Meritokrasi Menghilang, Jabatan Dipengaruhi Kedekatan dan Budaya Bu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD Bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD resmi menjadi anggota Komite Reformasi Kepolisian yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo. Dalam wawancara melalui saluran YouTube pribadinya, Mahfud menegaskan bahwa reformasi kepolisian tidak perlu dilakukan secara total atau membongkar seluruh sistem institusi Polri.

Menurutnya, masalah utama terletak pada kultur di dalam tubuh kepolisian yang dinilai telah menyimpang dari prinsip pengabdian. Ia menolak pandangan yang menginginkan pembongkaran total terhadap institusi tersebut.

"Reformasi itu bukan berarti harus dibongkar habis-habisan," ujarnya.

Mahfud menilai bahwa secara struktural dan instrumental, Polri sudah memiliki sistem yang baik. Namun, ia menekankan bahwa permasalahan justru muncul dari budaya dan kultur di dalam lembaga tersebut.

"Masalahnya kultural ini. Polisi kehilangan kultur pengabdian. Prinsipnya sudah ada, aturannya juga sudah ada, tapi kulturnya kok buruk. Orang merasa polisi memeras atau membeking sesuatu," katanya.

Meritokrasi Terabaikan, Jabatan Berdasarkan Hubungan

Selain itu, Mahfud juga menyentil hilangnya sistem meritokrasi di dalam Polri. Ia menjelaskan bahwa banyak perwira dengan kinerja baik kesulitan naik jabatan karena faktor kedekatan dengan pimpinan atau praktik bayar-membayar.

Ia memberikan contoh pengalaman sahabatnya, Kombes Aries Sandi, yang kesulitan masuk pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) meski memiliki kinerja yang baik.

"Untuk bisa naik ke bintang 1 itu kan ada pendidikannya sendiri. Berkali-kali daftar ditolak," ujar Mahfud.

Ia juga menyebut adanya kasus-kasus anggota Polri yang pernah bermasalah kembali masuk ke dalam struktur institusi. Salah satunya adalah rencana pengembalian mantan terpidana suap Raden Brotoseno ke tubuh Polri.

Selain itu, Mahfud menyoroti kasus anggota yang dipecat karena narkoba atau pemerasan, tetapi kemudian kembali masuk ke dalam struktur Polri dengan alasan hukum tertentu.

"Begitu lepas dari penjara, mau diangkat lagi. Pakai aturan ini, pasal sekian, pasal sekian memungkinkan karena dia belum pernah dipecat. Saya berteriak waktu itu saya Menkopolhukam, masih powerful," ungkapnya.

Alasan Mahfud Bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian

Mahfud MD juga bercerita tentang latar belakangnya bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian. Melalui saluran YouTube pribadinya, ia menceritakan bahwa Presiden Joko Widodo mengutus Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya untuk membujuknya bergabung dalam tim reformasi tersebut.

Langkah ini menunjukkan komitmen kuat Presiden dalam mendorong perubahan besar di tubuh Polri. Dalam pertemuan tersebut, Teddy bertanya langsung tentang kesediaan Mahfud untuk bergabung.

"Nah, disitulah kami diskusi banyak, tetapi yang ingin saya pastikan dari diskusi itu, saya hanya menyampaikan konfirmasi satu hal bahwa saya menyetujui seluruh rencana Presiden untuk reformasi dan saya bisa ikut membantu dalam tim reformasi Polri," ujarnya.

Meskipun telah menyatakan kesiapan, Mahfud belum mengungkapkan posisi apa yang akan diemban dalam tim tersebut.

"Ya nanti kita lihat pada posisi apa, tetapi saya punya beberapa catatan penting kalau mau reformasi Polri sungguh-sungguh," tambahnya.