Solana Dapat Pujian Bitwise, Siap Rebut Pasar Stablecoin Global

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.


Solana kini semakin mendapat perhatian dari kalangan keuangan global. Seorang pejabat penting di bidang investasi, Matt Hougan, yang menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO) Bitwise, menyatakan bahwa jaringan Solana memiliki potensi untuk menjadi fondasi baru bagi transaksi stablecoin dan aset digital di Wall Street.

Menurut Hougan, keunggulan Solana terletak pada kecepatan dan efisiensi transaksi yang semakin menarik minat institusi besar. Dalam sebuah percakapan dengan Akshay Rajan dari Solana Labs pada 2 Oktober, Hougan mengungkapkan bahwa kecepatan penyelesaian transaksi di Solana telah meningkat dari sekitar 400 mikrodetik menjadi 150 mikrodetik. Angka ini sangat penting bagi pelaku pasar institusional yang terbiasa bekerja dengan penyelesaian transaksi cepat dan presisi tinggi.

Namun, meski mendapatkan pujian, Solana masih memiliki tantangan berat untuk bersaing dengan Ethereum sebagai jaringan terbesar dalam pengelolaan stablecoin. Berdasarkan data on-chain yang dikutip Bitcoinist, total pasokan stablecoin di Solana saat ini mencapai sekitar USD 14 miliar atau setara Rp 232,4 triliun. Angka ini hanya mencakup sekitar 4,5 persen dari seluruh pasar stablecoin global.

Di sisi lain, Ethereum masih memegang kendali utama dengan nilai sekitar USD 173 miliar atau Rp 2.871,8 triliun, yang mencakup hampir 60 persen dari seluruh pasar stablecoin di blockchain. Jika digabungkan dengan jaringan turunan seperti Arbitrum, Base, dan Polygon, dominasi Ethereum bahkan mencapai 65 persen.

AJ Warner, Chief Strategic Officer dari Offchain Labs yang berada di ekosistem Ethereum, menilai dominasi Ethereum bukan hanya soal ukuran pasar, tetapi juga kedalaman ekosistem. “EVM masih menjadi tempat paling logis untuk meluncurkan stablecoin baru karena dukungan pengembang dan integrasi yang luas,” katanya.

Meskipun memuji Solana, Bitwise tetap berhati-hati. Perusahaan manajer aset tersebut diketahui mengelola Bitwise Physical Solana ETP dengan nilai kelolaan sekitar USD 30 juta atau Rp 498 miliar. Jumlah itu masih jauh dibanding produk berbasis Bitcoin atau Ethereum, namun langkah ini menjadi sinyal bahwa Bitwise mulai memberi ruang bagi investor institusi untuk mendapatkan eksposur ke SOL lewat produk investasi yang lebih formal.

Bagi Hougan, perubahan persepsi lembaga keuangan terhadap Solana menunjukkan arah baru di dunia kripto. “Jika kecepatan dan efisiensi Solana berhasil meyakinkan para bankir yang dulu skeptis terhadap aset digital, maka mahkota stablecoin Wall Street bisa saja berpindah tangan dari Ethereum,” ujarnya.

Transformasi Solana dari jaringan eksperimental menjadi kandidat utama infrastruktur keuangan digital mencerminkan seberapa cepat industri kripto berkembang ketika performa bertemu kebutuhan pasar.

Kini, dengan dukungan institusi seperti Bitwise dan rencana ekspansi ke produk ETF, Solana berada di ambang babak baru: peluang untuk mengubah cara Wall Street mengelola uang digital.