SRAJ Alami Kerugian di Semester I, Ini Rekomendasi Sahamnya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kinerja Semester Pertama PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ)

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menghadapi kinerja yang kurang memuaskan di semester pertama tahun 2025. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, perusahaan ini mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp 65,55 miliar untuk periode tersebut. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan keuntungan yang diraih pada semester pertama tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 9,65 miliar.

Meski demikian, pendapatan SRAJ tercatat meningkat sebesar 4,94% secara tahunan (year on year/YoY), yaitu menjadi Rp 1,18 triliun. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan hanya mencapai Rp 1,13 triliun. Peningkatan ini terjadi di seluruh pos pendapatan, termasuk rawat inap dan rawat jalan.

Pendapatan dari rawat inap naik menjadi Rp 971,80 miliar dari sebelumnya Rp 954,84 miliar. Sedangkan pendapatan dari rawat jalan juga meningkat, yakni dari Rp 559,57 miliar menjadi Rp 638,60 miliar. Meskipun demikian, margin keuntungan perusahaan dinilai cukup tipis, sehingga laba bersih tidak optimal.

Faktor Penyebab Kinerja yang Tertekan

Menurut Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), kinerja SRAJ di semester pertama tahun 2025 cenderung tertekan. Ia menilai peningkatan volume pasien tidak diiringi dengan kenaikan pendapatan per pasien (average revenue per patient/ARP). Selain itu, biaya operasional dan bahan baku medis yang tinggi juga memberi tekanan pada profitabilitas perusahaan.

Beban umum dan administrasi SRAJ meningkat dari Rp 327,96 miliar menjadi Rp 412,55 miliar. Begitu pula dengan beban pokok pendapatan, yang naik dari Rp 693,70 miliar menjadi Rp 726,37 miliar. Perpindahan pasien ke BPJS juga ikut memengaruhi margin perusahaan.

Strategi dan Prospek Bisnis SRAJ

Untuk menghadapi tantangan ini, Wafi menyarankan agar SRAJ fokus pada efisiensi dan diversifikasi layanan. Langkah-langkah seperti pengendalian biaya, pengembangan layanan premium, serta optimalisasi jaringan rumah sakit dapat membantu menjaga profitabilitas perusahaan.

Dari segi prospek bisnis, permintaan layanan kesehatan masih memiliki tren positif berkat peningkatan kesadaran masyarakat pasca-pandemi dan dukungan pemerintah. Namun, tekanan biaya operasional, regulasi tarif BPJS yang ketat, serta kompetisi antar rumah sakit swasta tetap menjadi tantangan.

Wafi memperkirakan bahwa prospek SRAJ masih moderat, meski ada peluang perbaikan di kuartal IV-2025 seiring dengan periode high season layanan kesehatan menjelang akhir tahun. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, ia merekomendasikan investor untuk menahan saham SRAJ di harga Rp 10.000 per saham.

Rencana Ekspansi dan Investasi

Sebelumnya, dalam paparan publik secara daring pada Kamis (18/9/2025), Chief Financial Officer SRAJ Mark Lee Kristomo menyatakan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12% YoY di akhir tahun ini.

Untuk mendukung target tersebut, SRAJ tengah merancang beberapa rencana ekspansi. Tahun ini, perusahaan sedang membangun dua rumah sakit baru, yaitu Mayapada Hospital Jakarta Timur dan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Selain itu, ada dua proyek perluasan rumah sakit yang sudah ada, seperti Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Mayapada Hospital Surabaya 1.

Kelima proyek ekspansi ini akan rampung secara bertahap pada awal tahun 2026 hingga 2027. Untuk mendukung agenda tersebut, SRAJ menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 700 miliar. Hingga saat ini, capex tersebut telah terserap sebesar 85%.