Tegang di Rumah Setya Novanto, Satpam Usir Wartawan: Hapus Foto, Pergi

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Tegang di Rumah Setya Novanto, Satpam Usir Wartawan: Hapus Foto, Pergi

Kehidupan Setya Novanto Pasca Bebas dari Penjara

Setelah bebas dari penjara, kehidupan mantan Ketua DPR, Setya Novanto, kembali menjadi perhatian publik. Rumah mewah yang disebut-sebut miliknya di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta Selatan, kini menjadi pusat perhatian. Namun, informasi mengenai kepemilikan rumah tersebut terus dipertanyakan.

Rumah berwarna krem-putih itu tampak megah dan berdiri gagah di atas tanah tiga kavling. Namun, di balik kemegahannya, ada banyak misteri yang menyelimuti. Dari luar, beberapa penjaga tampak berkerumun di sudut rumah. Saat ditanya mengenai kepemilikan bangunan, jawaban mereka justru mengaburkan kebenaran.

“Bukan… bukan rumah Setya Novanto. Ini rumah Pak Jason,” ujar salah satu penjaga dengan nada tergesa-gesa. Penjaga lainnya menimpali, “Sudah dibeli orang Cina. Bukan milik Setnov lagi.” Namun, ketegangan pecah ketika seorang penjaga lain mendadak naik pitam. Ia menghampiri wartawan, membentak dengan suara lantang.

“Hapus! Hapus fotonya! Sini hape kamu! Lu enggak boleh foto rumah orang!” gertaknya garang, hingga suasana kian mencekam. Di tengah ketegangan itu, ada juga suara lirih dari penjaga lain yang seolah ingin meredakan situasi. “Udah, pergi aja,” katanya, berusaha menutup percakapan.

Kontras dengan klaim para penjaga, seorang sekuriti kompleks justru membongkar hal berbeda. Dengan nada mantap, ia berkata, “Iya, masih… rumah PU 10-11-12 itu memang punya Setya Novanto.” Bahkan, ia menyebut bangunan tersebut memiliki akses tersembunyi menuju rumah lain di belakangnya, tepat di Jalan Kartika Utama PU 16 dan PU 17.

Meski seorang asisten rumah tangga di PU 16 bersikeras mengatakan properti itu kini dipakai untuk boarding school, suara-suara lain tetap meyakini sebaliknya. Nunu—nama samaran—seorang sekuriti yang telah 35 tahun bertugas di kompleks itu, menegaskan bahwa keluarga Setnov masih tinggal di rumah mewah tersebut.

“Masih rumah milik Setya Novanto. Saya sering lihat mobil keluarganya keluar masuk, bahkan kadang dikawal patwal,” ungkapnya. Menurut Nunu, keluarga lebih sering melintas lewat pintu belakang PU 10-11-12 ketimbang rumah di PU 16 atau PU 17.

“Lebih aktif lewat sini,” tegasnya. Kini, antara penyangkalan para penjaga, pernyataan warga, dan kesaksian sekuriti, rumah megah itu tetap berdiri sebagai teka-teki. Sebuah bangunan yang bukan hanya menyimpan kemewahan, tetapi juga rahasia yang kian sulit diterka.

Aktivitas dan Pernyataan Pengacara

Pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail, mengungkap keberadaan kliennya usai bebas bersyarat dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat pada 16 Agustus 2025 lalu. Maqdir mengatakan saat ini Setya Novanto berada di Jakarta. Namun, tak dijelaskan secara rinci posisi kliennya tersebut.

“Beliau di Jakarta (usai mendapat bebas bersyarat),” kata Maqdir saat dihubungi. Setya Novanto resmi bebas bersyarat sejak 16 Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80. Maqdir hanya mengatakan saat ini Setya Novanto tengah menjalani kehidupan yang baru setelah bebas dari penjara.

“Beliau sedang menjalankan kewajiban sebagai kepala keluarga, kumpul dengan keluarga dan menata kembali kehidupan keluarga,” ungkapnya. Diketahui, Setya Novanto dinyatakan terbukti bersalah melakukan korupsi proyek e-KTP tahun anggaran 2011-2013 yang merugikan negara lebih dari Rp 2,3 triliun.

Ia disebut menerima 7,3 juta dolar Amerika Serikat dan sebuah jam tangan Richard Mille senilai 135 ribu dolar Amerika Serikat. Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta pun menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara dan diwajibkan membayar denda Rp 500 juta subsider tiga bulan kurungan pada 24 April 2018.

Atas putusan tersebut, melalui kuasa hukumnya, politikus Golkar tersebut mengajukan Peninjauan Kembali pada Rabu (28/8/2019). Perkara tersebut diregistrasi Mahkamah Agung pada 6 Januari 2020 selanjutnya Permohonan PK didistribusikan ke majelis hakim pada 27 Januari 2020. Permohonan PK tersebut diputus dalam waktu yang lama kurang lebih 1.956 hari.

Mahkamah Agung mengabulkan PK Setya Novanto. Perkara nomor: 32 PK/Pid.Sus/2020 yang diajukan Setya Novanto diperiksa dan diadili oleh ketua majelis Surya Jaya dengan hakim anggota Sinintha Yuliansih Sibarani dan Sigid Triyono. Panitera Pengganti Wendy Pratama Putra. Putusan dibacakan pada Rabu, 4 Juni 2025.

Dengan putusan PK tersebut Setya Novanto dihukum lebih ringan dari vonis, yakni menjadi 12 tahun dan 6 bulan dari yang semula 15 tahun penjara. Setya Novanto ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pertama kali 19 November 2017. Setelah dipotong remisi 28 bulan 15 hari, Setya Novanto disebut telah menjalani 2/3 masa hukuman hingga akhirnya bisa bebas bersyarat.

Keamanan dan Iuran Bulanan

Rumah mewah Setya Novanto tampak dijaga sejumlah orang, yang menurut pengakuan sejumlah pihak di lingkungan kompleks tersebut berasal dari kepolisian. Pengamanan di kediaman Setya Novanto juga diperketat dengan adanya petugas keamanan kompleks di kawasan Pondok Indah tersebut.

Nunu (nama disamarkan), seorang petugas keamanan lingkungan sekitar mengatakan, terdapat iuran bulanan yang harus dibayarkan para penghuni perumahan mewah itu kepada pihak keamanan. “Iya (iuran bulanan), Rp 300 (ribu) paling murah per bulan,” kata Nunu, saat ditemui Tribunnews.com, pada Senin (18/8/2025).

Nunu menjelaskan, dia sudah menjadi petugas keamanan kompleks tersebut sejak 35 tahun yang lalu. Menurutnya, Setya Novanto dan keluarganya sudah tinggal di Pondok Indah jauh sebelum Nunu mulai bekerja sekitar tahun 1991 di kompleks tersebut. Ia kemudian mengatakan, pembayaran iuran keamanan dari pihak Setya Novanto selalu berjalan lancar.

Ia menambahkan, pembayaran iuran keamanan itu biasanya dilakukan oleh staf keuangan Setya Novanto kepada pihak petugas keamanan kompleks. “Lancar aja (pembayaran iuran keamanan). Kan di situ mah bagian keuangannya ada. Banyak orang di situ (rumah Setya Novanto),” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nunu menuturkan, hubungan antar para penghuni di kompleks tersebut kurang begitu terjalin. Bahkan, menurutnya, pihak keamanan kompleks baru dibutuhkan ketika ada masalah tertentu yang terjadi di lingkungan. “Kalau di sini mah susah, kalau ada masalah baru kita (petugas keamanan) dilibatkan, kalau enggak ada, ya bodo amat begitu,” jelasnya.

“Yang penting, gue (penguni) bayar Rp300 (ribu), gue mau aman,” katanya.