
Presiden Prabowo Subianto Ajak Dunia Tidak Bungkam Terhadap Kondisi Palestina
Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di New York, Amerika Serikat, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pidato yang mendapat sambutan hangat dari para delegasi negara-negara peserta. Pidato tersebut mengajak dunia untuk tidak terus diam melihat situasi yang terjadi di wilayah Palestina.
Prabowo menyampaikan bahwa saat ini, masyarakat internasional tidak boleh berpangku tangan sementara rakyat Palestina mengalami penindasan dan ketidakadilan. Ia menekankan pentingnya keadilan dan legitimasi bagi rakyat Palestina dalam forum internasional seperti PBB.
“Hari ini, kita tidak boleh diam sementara rakyat Palestina ditolak, keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini,” ujarnya dalam pidatonya di Gedung Sekretariat PBB. Ucapan Prabowo disambut dengan tepuk tangan meriah oleh para hadirin.
Selain itu, Presiden RI juga menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) di wilayah Palestina. Ia menekankan bahwa kemerdekaan Palestina adalah hal yang harus diwujudkan.
“Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina,” kata Prabowo. Ia kembali mendapatkan sambutan dari para delegasi yang hadir.
Lebih lanjut, Prabowo menyoroti pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan Israel sebagai bagian dari upaya mencapai perdamaian sejati. Ia menegaskan bahwa kedua negara, yaitu Palestina dan Israel, perlu saling menghormati dan menjaga kepentingan masing-masing.
“Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus mengakui, kita harus menghormati, dan kita harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita dapat mencapai perdamaian sejati,” ujarnya.
Sebagai informasi, Prabowo menjadi presiden ketiga yang diberi kesempatan berpidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Sebelumnya, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyampaikan pidato mereka.
Sidang Majelis Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025 dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Selanjutnya, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock, memimpin sesi debat umum yang akan diisi oleh pidato dari 16 kepala negara.
Tema utama dari sesi ini adalah "Better together: 80 years and more for peace, development and human rights." Tema ini menekankan pentingnya kerja sama global dalam mencapai perdamaian, pembangunan, serta perlindungan hak asasi manusia.
Dengan pidato yang disampaikan oleh Presiden Prabowo, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk mendukung solusi damai di kawasan Timur Tengah dan memperkuat prinsip-prinsip perdamaian yang telah lama dianut oleh PBB. Pidato ini juga menjadi momen penting dalam menunjukkan peran aktif Indonesia dalam isu-isu internasional, khususnya terkait konflik di Palestina.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!