Tergantung Harga Batubara, Ini Rekomendasi Saham ITMG

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.


news.aiotrade.app.CO.ID – JAKARTA.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mengalami penurunan kinerja pada semester pertama tahun 2025. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk harga rata-rata batubara yang turun dan permintaan pasar yang tidak stabil. Meskipun produksi meningkat, pendapatan dan laba bersih perusahaan mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pendapatan dan Laba Bersih Turun

Pada semester I-2025, ITMG mencatatkan pendapatan sebesar US$ 919,42 juta, turun 12,40% secara year on year (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan sebesar US$ 1,05 miliar pada semester I-2024. Sementara itu, laba bersih perusahaan juga turun sebesar 29,51% menjadi US$ 90,98 juta.

Meskipun produksi batubara meningkat sebesar 12% yoy menjadi 10,4 juta ton, volume penjualan naik 8% menjadi 11,7 juta ton, penurunan pendapatan utamanya disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 19% menjadi US$ 78,1/ton. Hal ini mencerminkan melemahnya harga acuan seperti Indonesia Coal Index (ICI).

Aktivitas Investasi dan Arus Kas

Aktivitas investasi ITMG tercatat mengalami arus keluar sebesar US$ 45 juta, sementara arus keluar pendanaan meningkat menjadi US$ 183 juta. Meski demikian, ITMG tetap memiliki posisi keuangan yang solid dengan cadangan kas yang kuat. Perusahaan juga terus melakukan diversifikasi ke mineral strategis untuk mengimbangi fluktuasi harga batubara.

Beberapa aspek lain dalam laporan keuangan ITMG antara lain:

  • Beban pokok pendapatan turun 10% menjadi US$ 695 juta karena peningkatan efisiensi.
  • Beban operasional (OPEX) mencapai US$ 99,8 juta, dengan biaya penjualan turun US$ 1,9 juta namun beban umum dan administrasi (G&A) naik US$ 4 juta.
  • Pendapatan keuangan meningkat menjadi US$ 20,5 juta.
  • Beban lain-lain menurun tajam menjadi US$ 2,5 juta dari US$ 27,2 juta, terutama karena berkurangnya rugi valuta asing.
  • Royalti pemerintah turun 18% YoY, dan beban pajak penghasilan mencapai US$ 43,3 juta.

Proyeksi Pasar Batubara

Axell Ebenhaezer, Analis NH Korindo Sekuritas, menyebutkan bahwa harga jual rata-rata (ASP) batubara terus menurun pada kuartal kedua 2025. Hal ini disebabkan oleh dinamika pasar yang terus berubah, sehingga membuat pasar batubara tetap lemah.

Menurut Axell, aktivitas produksi batubara domestik yang tinggi serta tingkat persediaan yang besar telah memengaruhi permintaan batubara Tiongkok. Selain itu, pertumbuhan energi hijau juga berdampak pada penurunan permintaan batubara.

“Kami memperkirakan total volume impor batubara Tiongkok akan turun sebesar 100 juta ton pada tahun fiskal 2025,” ujarnya dalam risetnya tanggal 8 September 2025.

Selain Tiongkok, surplus pasokan batubara domestik juga membatasi permintaan impor batubara India. Pertumbuhan permintaan dari sektor industri juga melambat.

Axell memproyeksikan ASP batubara ITMG untuk tahun fiskal 2025 akan berkisar di kisaran US$ 70 – US$ 72 per ton karena tidak ada katalis positif baru yang signifikan.

Strategi Diversifikasi dan Rencana Buyback

ITMG terus melakukan diversifikasi strategis dengan mengakuisisi 9,62% saham Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE), sebuah perusahaan di industri pertambangan nikel. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mendiversifikasi aliran pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada batubara.

Namun, Axell tidak memperkirakan dampak langsung dari langkah tersebut terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam jangka pendek.

Sukarno Alatas, Senior Riset Kiwoom Sekuritas, memproyeksikan kinerja ITMG pada tahun 2025 akan turun 27,2% yoy akibat harga batubara melemah dan stripping ratio yang meningkat. Meski begitu, produksi tetap dijaga di kisaran 21 juta – 23 juta ton, dengan capex rendah dan kas kuat.

Sukarno menyebutkan bahwa ITMG konsisten membagikan dividen interim setiap September atau November. Karena September tidak ada, besar kemungkinan November bakal ada dividen interim. Dengan potensi tahun ini sekitar Rp 600/lembar atau yield 2,7% (last price Rp 22.600), menjadikannya menarik bagi investor dividen.

Rencana buyback senilai Rp 2,49 triliun menjadi katalis positif yang menunjukkan valuasi undervalued (EV/EBITDA 1.9x vs rata-rata 5Y 2,2x; PBV 0,8x vs rata-rata 1,3x) sekaligus memberi dukungan harga saham.

Rekomendasi Analis

Axell merekomendasikan Hold saham ITMG dengan target harga Rp 23.250 per saham. Sedangkan Sukarno merekomendasikan Hold saham ITMG dengan target harga kisaran Rp 23.000 - Rp 24.000 per saham. Arief juga merekomendasikan netral saham ITMG dengan target harga Rp 24.350 per saham.

Dengan tantangan utama yang berasal dari fluktuasi harga batubara global, tingginya stripping ratio, serta risiko regulasi dan permintaan ekspor, ITMG tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari arus kas dividen stabil. Namun, peluang capital gain baru akan terbuka jika harga batubara global kembali menguat.