
Tips Mendapatkan Foto Sunset yang Menakjubkan
Matahari terbenam atau sunset sering kali menjadi momen paling dinantikan untuk diabadikan. Namun, mengambil foto yang menarik dan memukau tidak selalu mudah tanpa pemahaman teknik dasar fotografi. Dalam acara khusus, seorang fotografer profesional Indonesia, Sandy Wijaya, berbagi beberapa tips penting untuk mendapatkan hasil terbaik saat memotret sunset.
Perhatikan Pencahayaan
Menurut Sandy, pencahayaan adalah hal pertama dan paling krusial dalam pengambilan foto. Meskipun pemandangan sunset sudah indah, pengaturan yang salah pada kamera bisa membuat hasilnya terlalu terang atau overexposed. Ia menyarankan untuk selalu memeriksa pencahayaan sebelum mengambil gambar.
“Kita harus cek dulu si pencahayaannya. Ada matahari di sana, pasti ada main kompensasi. Jadi supaya si sinarnya enggak over. Intinya di sana,” ujarnya.
Seimbangkan Gelap dan Terang (Exposure Compensation)
Untuk menciptakan detail antara area gelap (bayangan) dan terang (langit), Sandy menekankan pentingnya menyeimbangkan keduanya. Fungsi utama dari kompensasi eksposur adalah memungkinkan fotografer mengontrol tingkat kecerahan foto secara manual.
“Intinya (ada pada permainan) antara gelap dan terangnya. Jadi si kompensasi itu gunanya untuk menyeimbangi pencahayaan,” tambahnya.
Dapatkan Matahari yang Bulat Sempurna
Sandy memberikan trik praktis khusus untuk memotret dengan smartphone. Ia menyarankan untuk tidak ragu menurunkan tingkat exposure dengan cara menggeser slider exposure ke bawah. Hal ini membantu membuat piringan matahari terlihat lebih tegas dan bulat sempurna, tanpa pendar cahaya yang berlebihan.
"Di exposure-nya itu tadi, supaya mataharinya tampil lebih bulat (kita swipe ke bawah dikit)," jelasnya.
Meski demikian, urusan komposisi gambar alias bagian mana yang ingin ditonjolkan shadow-nya atau full siluet yang ingin dihasilkan itu, kembali pada preferensi masing-masing. “Kalau masalah komposisi itu masalah preferensi masing-masing, sih, ya,” katanya.
Pengalaman di Berbagai Lokasi
Selain di Bukit Wairinding, tim juga menjajal unit Xiaomi 15T Pro di Pantai Walakiri—sebuah pantai yang terkenal dengan perairannya yang dangkal dan deretan pohon bakau unik yang menjadi objek foto siluet sangat menarik.
Profil Sandy Wijaya
Sandy Wijaya adalah seorang fotografer profesional otodidak yang memulai karirnya pada tahun 2001. Ia dikenal luas sebagai fotografer dokumenter dan perjalanan yang telah menjelajahi hingga 92 negara, seringkali ke destinasi eksotis seperti Himalaya dan Jalur Sutra. Beberapa karyanya yang diakui secara luas antara lain "Holi Festival", "The Mists Of Ramana", "Monks At Mingun Pagoda", dan "Larung Valley At Night". Salah satu karyanya yang juga dikenal secara internasional adalah "The Vanishing Time".
Selain aktif memotret, Sandy juga kerap memberikan lokakarya dan tur fotografi. Menjelang peluncuran Xiaomi 15T Series, ia diundang untuk memimpin perjalanan fotografi di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), bersama sejumlah tech enthusiast. Ia mengaku puas dengan kemampuan kamera gawai terbaru Xiaomi yang berkolaborasi dengan Leica ini.
“Sampai saat ini saya sudah nyoba di berbagai tempat, berbagai scene, itu sangat memuaskan,” katanya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!