
Perang di Gaza: Pernyataan Trump dan Kritik terhadap Situasi yang Memprihatinkan
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyampaikan pernyataan penting mengenai konflik di Gaza, Palestina. Dalam pertemuan para pemimpin Arab dan Muslim di PBB, Trump menyebut bahwa AS mungkin akan segera mengakhiri perang di wilayah tersebut. Pernyataan ini menunjukkan adanya kemungkinan perubahan arah dalam kebijakan luar negeri AS terkait krisis yang telah berlangsung selama beberapa tahun.
Konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza masih berlangsung hingga saat ini. Serangan Israel telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa penduduk Gaza untuk melakukan pengungsian internal, serta menciptakan krisis kelaparan yang semakin memburuk. Berbagai lembaga hak asasi manusia, akademisi, dan penyelidikan PBB menyebut tindakan Israel sebagai genosida. Hal ini menunjukkan tingkat keparahan konflik yang tidak hanya merusak infrastruktur tetapi juga mengancam kehidupan jutaan warga sipil.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh presiden atau menteri luar negeri dari berbagai negara seperti Arab Saudi, UEA, Qatar, Turki, Mesir, Yordania, Pakistan, dan Indonesia, Trump menekankan bahwa AS ingin segera mengakhiri perang di Gaza. Ia menyatakan bahwa pihaknya akan bertemu dengan warga Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, guna mencari solusi yang dapat memberikan perdamaian bagi wilayah tersebut.
Trump menjelaskan bahwa ia ingin melihat kembali para sandera yang ditawan dan mengakhiri konflik yang telah berlangsung terlalu lama. Ia menegaskan bahwa kehidupan di Timur Tengah bisa lebih indah tanpa perang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa AS berkomitmen untuk membantu menciptakan stabilitas di kawasan yang telah lama terbelah oleh perseteruan antara Israel dan kelompok-kelompok militan seperti Hamas.
Pemimpin Dunia Berkumpul di Majelis Umum PBB
Pertemuan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB dilangsungkan dalam konteks perang, perpecahan, dan debat mengenai status negara Palestina. Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa umat manusia memasuki "era disrupsi yang gegabah dan penderitaan manusia yang tak henti-hentinya."
Guterres menyoroti bahwa tidak ada yang membenarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, namun ia juga menolak hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini adalah gencatan senjata permanen di Gaza dan pemulangan para sandera. Ia menambahkan bahwa anggaran bantuan yang diberikan kepada wilayah tersebut harus dikelola secara efektif agar tidak menimbulkan kekacauan.
Guterres juga mengkritik pemotongan bantuan pembangunan yang telah dilakukan oleh beberapa negara, termasuk AS. Ia menilai bahwa langkah ini berdampak buruk terhadap banyak orang yang bergantung pada bantuan tersebut. Ia menekankan bahwa masa depan banyak orang telah dicuri akibat tindakan tersebut.
Hamas Bantah Tuduhan Trump
Hamas menolak tuduhan Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan bahwa kelompok tersebut menghalangi upaya mencapai gencatan senjata di Gaza. Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan bahwa mereka tidak pernah menjadi penghalang terhadap kesepakatan gencatan senjata. Mereka menuding bahwa pemerintah AS dan para mediator adalah satu-satunya pihak yang menghambat proses perdamaian.
Selain itu, otoritas dunia dalam krisis kelaparan menyebut bahwa blokade dan serangan Israel yang berkelanjutan telah membuat kota Gaza menghadapi ancaman kelaparan. Lebih dari 300.000 orang telah meninggalkan kota tersebut dalam beberapa pekan terakhir, sementara sekitar 700.000 orang masih bertahan di wilayah tersebut.
Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya menembakkan peluru tajam untuk membubarkan warga Palestina yang melemparkan batu ke warga sipil Israel dalam "konfrontasi kekerasan" yang melukai satu orang. Insiden ini sedang dalam peninjauan oleh pihak militer.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik 251 orang. Sebagian besar sandera telah dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan setidaknya 65.382 warga Palestina tewas dalam perang tersebut. Angka ini dianggap sebagai perkiraan korban perang yang paling dapat diandalkan oleh PBB dan banyak pakar independen.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!