
Presiden AS Tidak Setuju dengan Pengakuan Negara Palestina oleh Eropa
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa pihaknya tidak sejalan dengan kebijakan beberapa negara besar di Eropa yang mengakui negara Palestina. Pernyataan ini disampaikan saat ia berbicara dalam Sidang Umum PBB, di mana ia menekankan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan memberi hadiah bagi kelompok Hamas.
Trump menjelaskan bahwa dirinya telah terlibat dalam upaya mencapai gencatan senjata di Gaza. Ia menegaskan bahwa pihak-pihak yang sedang bernegosiasi harus mewujudkannya. Menurutnya, pengakuan negara Palestina akan menjadi bentuk dukungan terhadap tindakan keras Hamas.
"Kita tidak boleh memberikan hadiah atas kekejaman Hamas," ujarnya. Trump menekankan bahwa mereka yang ingin menciptakan perdamaian harus bersatu dan meminta pembebasan para sandera secara langsung.
Pernyataan Trump datang setelah beberapa negara adidaya di Eropa, seperti Prancis dan Inggris, mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina. Hal ini menunjukkan perbedaan pendapat antara AS dan negara-negara Eropa dalam menghadapi krisis di wilayah tersebut.
Inggris Resmi Mengakui Negara Palestina
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengumumkan pada hari Minggu (21/9/2025) bahwa negaranya secara resmi mengakui negara Palestina. Ini merupakan langkah penting dalam upaya menegakkan solusi dua negara dan membuka kembali harapan perdamaian.
"Untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian dan solusi dua negara, saya menyatakan dengan jelas bahwa Inggris secara resmi mengakui negara Palestina," kata Starmer dalam sebuah pernyataan video. Ia menekankan bahwa langkah ini adalah komitmen kepada rakyat Palestina dan Israel untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Starmer menyebutkan bahwa Inggris kini bergabung dengan lebih dari 150 negara lain yang telah mengakui Palestina. Ia menegaskan bahwa pengakuan ini bukanlah hadiah bagi Hamas, karena pihaknya tetap berpandangan bahwa kelompok tersebut tidak memiliki masa depan.
Komentar Terkait Konflik dan Persoalan Kemanusiaan
Starmer juga menyerukan pembebasan segera para sandera yang ditahan oleh pejuang Palestina di Gaza. Selain itu, ia meminta otoritas Israel untuk mencabut pembatasan di perbatasan Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat masuk lebih lancar.
Ia mengakui bahwa konflik ini menimbulkan perasaan yang sangat kuat. Namun, ia yakin bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah langkah penting dalam menegakkan keadilan dan menawarkan solusi yang berkelanjutan.
Perbedaan Pendapat Antara AS dan Eropa
Keputusan AS untuk tidak mengakui Palestina berbeda dengan kebijakan yang diambil oleh beberapa negara Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa isu Palestina masih menjadi topik yang sangat sensitif dan kompleks dalam diplomasi internasional.
Trump dan pemerintah AS tetap berpegang pada pendirian bahwa pengakuan terhadap Palestina bisa menguntungkan Hamas, sementara negara-negara Eropa melihatnya sebagai langkah penting menuju perdamaian.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi dunia internasional untuk terus mencari solusi yang adil dan berkelanjutan, tanpa memperkuat kelompok tertentu atau mengabaikan kebutuhan rakyat yang terkena dampak konflik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!