Video Viral: Perempuan Mini Tidak Merusak Negeri

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Polemik Pakaian Mini dan Korupsi: Fokus pada Kepentingan Bangsa

Sebuah video yang menampilkan seorang perempuan berpakaian mini mengibarkan bendera merah putih di sebuah tempat hiburan malam (THM) telah memicu perdebatan di masyarakat. Video tersebut viral di media sosial dan menimbulkan berbagai pandangan. Sebagian orang menilai tindakan itu tidak pantas dan bisa dianggap melecehkan simbol negara, sementara sebagian lain melihatnya sebagai bentuk ekspresi cinta tanah air yang unik namun sah.

Di tengah polemik ini, masyarakat juga dihadapkan pada berbagai kasus korupsi yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Beberapa pejabat tinggi negara terlibat dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan lembaga anti-korupsi tersebut. Nama-nama seperti Topan Obaja Putra Ginting (TOP), yang dikenal dekat dengan keluarga Presiden Joko Widodo; Abdul Azis, Bupati Kolaka Timur; Dicky Yuana Rady, Direktur Utama PT Inhutani V; serta Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer alias Noel, menjadi sorotan. Mereka ditangkap atas dugaan pemerasan terkait sertifikasi K3. Kasus-kasus ini menunjukkan kerugian nyata bagi negara dan menjadi perhatian serius publik.

Sutrisno Pangaribuan, Ketua Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sekaligus Presidium Pergerakan Rakyat Indonesia Makmur Adil (PRIMA), memberikan komentarnya terkait polemik ini. Menurutnya, perempuan berpakaian mini bukanlah ancaman bagi negara dan tidak seharusnya menjadi fokus utama kontroversi.

“Perempuan berpakaian mini tidak akan pernah disangkakan melakukan korupsi yang merugikan negara. Justru para pejabat dengan jas mahal dan kebaya resmi lah yang merampok uang rakyat,” tegas Sutrisno saat ditemui.

Ia menjelaskan bahwa pakaian seseorang tidak bisa dijadikan tolok ukur nasionalisme maupun moralitas. Ia memberikan contoh atlet renang, atletik, dan pesenam yang mengenakan pakaian mini saat mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di ajang internasional. Mereka justru menunjukkan rasa cinta tanah air yang tulus.

“Cinta tanah air tidak ditentukan oleh jenis pakaian. Yang merusak negara adalah mereka yang korupsi, bukan mereka yang berpakaian mini,” lanjutnya. Ia menekankan pentingnya publik memahami konteks agar tidak terjebak pada isu moral semu yang hanya mengalihkan perhatian dari masalah serius seperti korupsi yang merugikan bangsa.

Dalam momentum HUT Republik Indonesia ke-80, Sutrisno kembali menegaskan pesan kebangsaan dan pentingnya menilai patriotisme dari tindakan nyata, bukan penampilan luar. “Dirgahayu Republik Indonesia ke-80. Merdeka bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk bagi perempuan berpakaian mini yang mencintai Merah Putih lebih tulus daripada koruptor bersetelan jas mewah,” pungkasnya.

Acara peringatan HUT RI ini sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih kritis terhadap isu yang muncul di publik. Sutrisno menekankan bahwa fokus utama harus pada pembangunan bangsa dan pemberantasan korupsi, bukan pada kontroversi pakaian yang tidak berdampak pada kerugian negara. Ia berharap masyarakat lebih memperhatikan hal-hal yang benar-benar membawa dampak positif bagi kehidupan bangsa.