
Wamenaker yang Dukung Hukuman Mati untuk Koruptor Tertangkap OTT KPK
Seorang pejabat tinggi pemerintah Indonesia, Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer, dikabarkan tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini mengejutkan banyak pihak, mengingat ia dikenal sebagai sosok yang aktif menyuarakan penegakan hukum terhadap koruptor. Bahkan, ia pernah menyatakan dukungan penuh terhadap hukuman mati bagi pelaku korupsi.
Peran Noel dalam Diskusi Hukuman Mati
Pada beberapa kesempatan, Noel sering kali menjadi pembicara dalam berbagai acara diskusi. Salah satu acara yang sempat mencuri perhatian adalah talkshow yang digelar oleh Emerson Institute. Acara ini membahas topik "Hukuman Mati dan Efek Jera untuk Koruptor". Namun, ternyata acara tersebut tidak benar-benar ada. Ia hanya dijadikan bahan sindiran oleh seseorang bernama Emerson Yuntho, seorang aktivis anti-korupsi.
Di akun media sosialnya, Emerson Yuntho membagikan poster yang mengundang Noel sebagai narasumber. Ia menulis, “Wakil Menteri Noel adalah satu-satunya anggota Kabinet Prabowo yang mendukung hukuman mati untuk koruptor. Aktivis 98 yang tidak kenal takut. Gigih, konsisten dan berintegritas. Layak diundang jadi narsum talkshow Emerson Institute. Semoga beliau berkenan.”
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Noel bukanlah aktivis biasa. Menurutnya, Noel berani menyampaikan pendapat bahwa koruptor harus dihukum mati.
Dukungan Terhadap Pakta Integritas
Noel pernah mengungkap isi pakta integritas yang diajukan oleh Presiden Prabowo Subianto kepada para menteri. Dalam acara Political Show CNN Indonesia TV, ia menjelaskan bahwa Prabowo meminta para menteri untuk menandatangani pakta integritas yang melarang tindakan korupsi. Ia menekankan bahwa salah satu poin utamanya adalah larangan korupsi dan loyalitas.
Namun, ia juga pernah mengusulkan agar mantan presiden Joko Widodo membuat pakta integritas dengan ketentuan bahwa menteri yang terlibat korupsi harus dihukum mati. Sayangnya, usulan tersebut tidak direspons secara positif.
OTT KPK Mengguncang Pemerintah
Meski memiliki pandangan keras terhadap korupsi, kenyataannya Noel justru tertangkap dalam OTT KPK. Ia ditangkap bersama sepuluh orang lainnya pada dini hari Kamis, 21 Agustus 2025. Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menyebutkan bahwa operasi tersebut terkait dugaan pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan yang terkait pengurusan sertifikasi K3.
Fitroh mengatakan bahwa kegiatan KPK bertujuan untuk menindak dugaan tindakan korupsi yang dilakukan oleh sejumlah pihak. Meski belum ada informasi lengkap tentang kasus yang sedang ditangani, kejadian ini menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah besar dalam sistem pemerintahan.
Respons Istana dan Presiden
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, memberikan respons terkait OTT yang menimpa Noel. Ia menyatakan bahwa akan semakin memperketat pengawasan terhadap anggota Kabinet Merah Putih agar tidak terlibat dalam tindakan korupsi.
Prasetyo menekankan bahwa kejadian ini menjadi peringatan bagi seluruh jajaran pemerintah. Ia juga menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak akan mengumpulkan seluruh jajarannya terkait kasus ini. Setiap orang tetap menjalankan tugas masing-masing.
Lebih lanjut, Prasetyo mengatakan bahwa Presiden sudah menerima laporan tentang penangkapan Noel. Ia menegaskan bahwa Presiden menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dan mempersilakan KPK untuk menyelesaikan kasus ini sesuai aturan yang berlaku.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!