Waspadalah! Gula Merah Terkontaminasi Bahan Kimia, Dokter Peringatkan Bahaya Berat Hingga Kanker

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Isu Gula Merah yang Ternyata Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Gula merah, yang biasanya dikenal sebagai bahan pemanis alami, kini menjadi perhatian masyarakat setelah beredar kabar bahwa ada produk gula merah yang dicampur dengan bahan kimia berbahaya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama karena gula merah sering digunakan dalam masakan tradisional, minuman herbal, hingga camilan sehari-hari.

Proses pembuatan gula merah biasanya dilakukan dari nira kelapa atau aren yang dimasak hingga mengental dan dicetak. Namun, tidak semua produsen mematuhi proses alami ini. Beberapa oknum nakal mencampurkan bahan-bahan sintetis seperti pewarna buatan, pemanis buatan, atau pengawet industri untuk membuat gula merah terlihat lebih menarik dan tahan lama. Sayangnya, bahan-bahan tersebut bisa sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Dampak Serius bagi Kesehatan

Dokter spesialis gizi, dr. Laila Putri, menjelaskan bahwa penggunaan bahan kimia berbahaya dalam makanan tradisional seperti gula merah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius. "Jika dikonsumsi terus-menerus, bahan kimia tertentu bisa merusak fungsi hati, ginjal, bahkan meningkatkan risiko kanker," ujarnya. Ia juga menekankan bahwa isu ini bukanlah sekadar informasi biasa, melainkan ancaman nyata yang harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat.

Masyarakat sering kali tergoda oleh harga murah atau penampilan gula merah yang terlihat lebih cerah dan menarik. Namun, hal ini justru bisa menjadi tanda bahwa produk tersebut tidak asli dan berpotensi berbahaya.

Tips Membedakan Gula Merah Asli dan Palsu

Untuk menghindari ketipuan, berikut beberapa cara sederhana yang bisa digunakan masyarakat:

  • Lihat warna: Gula merah asli memiliki warna cokelat alami, bukan merah menyala atau terlalu mengkilap.
  • Tes rasa: Gula merah asli memiliki rasa manis legit khas nira, sedangkan yang palsu bisa terasa getir atau terlalu manis seperti gula buatan.
  • Cium aroma: Gula merah asli biasanya memiliki aroma khas, sedangkan yang dicampur bahan kimia bisa tidak berbau atau berbau aneh.
  • Tes larut: Coba larutkan di air. Gula merah asli akan larut lebih cepat dan merata, sedangkan yang palsu bisa meninggalkan endapan aneh.

Peringatan dari Masa Lalu

Kasus ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, juga pernah terjadi laporan tentang makanan tradisional lain yang dicampur bahan berbahaya, mulai dari bakso berformalin, jajanan berboraks, hingga minuman berpewarna tekstil. Semua ini memiliki dampak jangka panjang yang tidak terlihat sekarang, tetapi bisa berakibat fatal di masa depan.

Masyarakat diminta untuk lebih kritis dan peduli terhadap bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ingat, apa yang masuk ke tubuh akan menjadi investasi kesehatan kita di masa depan.

Tuntutan pada Pemerintah

Aktivis konsumen menilai pemerintah harus turun tangan lebih serius untuk memberikan pengawasan dan sanksi keras pada produsen nakal. Jika dibiarkan, bukan hanya kesehatan masyarakat yang terancam, tetapi juga kepercayaan terhadap produk lokal bisa runtuh. "Gula merah itu warisan kuliner Nusantara. Jangan sampai rusak gara-gara ulah oknum yang cari untung cepat," ujar salah satu pemerhati pangan sehat di Jakarta.

Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak. Mulai dari masyarakat yang harus lebih teliti, dokter yang terus memberikan edukasi, hingga pemerintah yang wajib memperketat pengawasan. Jadi, saat membeli gula merah di pasar atau toko, jangan hanya melihat harga atau tampilannya saja. Lebih baik sedikit lebih mahal tapi aman, daripada murah tapi berbahaya. Karena jika kesehatan sudah rusak, harganya bisa jauh lebih mahal daripada sekadar sebatang gula merah.