
Kebijakan Pemerintah Berdampak Positif pada Bank Swasta
Kebijakan pemerintah yang menempatkan dana sebesar Rp 200 triliun ke bank milik Danantara memberikan angin segar bagi perbankan swasta. Hal ini terjadi karena likuiditas di bank swasta terbilang sangat ketat, sehingga dana tersebut dapat menjadi solusi untuk memperkuat posisi keuangan bank-bank tersebut.
Menurut data terbaru, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank swasta baik domestik maupun asing mencatatkan angka tertinggi dibandingkan kategori bank lainnya. LDR bank swasta domestik berada di level 90,5% dan LDR bank swasta asing berada di level 88% per 12 September 2025. Angka ini menunjukkan bahwa bank swasta memiliki rasio kredit terhadap tabungan yang relatif tinggi, sehingga membutuhkan penambahan likuiditas.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya membuka peluang bahwa dana tersebut bisa mengalir juga ke bank-bank swasta. Ia menyadari bahwa dana tersebut mungkin tidak bisa sepenuhnya terserap dalam bentuk kredit. Oleh karena itu, dana yang tersisa bisa dialirkan ke pasar antar bank. Jika hal ini terjadi, maka bank swasta akan mendapat likuiditas tambahan dan diikuti dengan penurunan suku bunga antar bank atau INDONIA.
Suku bunga INDONIA saat ini sedang dalam tren penurunan sebesar 144 basis poin (bps) dari 6,03% pada awal 2025 menjadi 4,59% pada 16 September 2025. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan BI Rate sejak awal tahun.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menjelaskan bahwa mekanisme pengelolaan likuiditas saat ini masih normal. Terlebih jika suku bunga di pasar keuangan antar bank lebih murah. "Di CIMB Niaga, kami tetap lebih menekankan ke Dana Pihak Ketiga dari nasabah," ujarnya kepada aiotrade.app.
Berdasarkan laporan bulanan CIMB Niaga per Juli 2025, penempatan dana dari bank lain di CIMB Niaga senilai Rp 5,4 triliun. Angka ini mengalami peningkatan dari periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 3,5 triliun. Namun, Lani melihat bahwa dampak adanya dana Rp 200 triliun tersebut belum cukup terlihat dalam penurunan suku bunga INDONIA. Penurunan yang ada sekarang lebih dikarenakan turunnya BI Rate sejak awal tahun.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa CIMB Niaga akan terus melakukan monitoring terhadap asset dan liabilitas yang dimiliki. Jika DPK tidak memadai untuk rencana pertumbuhan kredit, pasar keuangan antar bank bisa menjadi opsi.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan KB Bank, Adi Pribadi, mengungkapkan bahwa saat ini sejumlah bank besar memang menjadikan KB Bank sebagai tempat penempatan dana. Namun, jika melihat data, penempatan tersebut agak sedikit berkurang. Berdasarkan laporan bulanan per Juli 2025, liabilitas penempatan dana dari bank lain yang dimiliki oleh KB Bank senilai Rp 3,43 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 7,06 triliun.
Adi menjelaskan bahwa KB Bank yang berada di kelompok KBMI 2 memiliki komposisi penempatan dana dari bank lain yang sejalan dengan tren industri. Berdasarkan statistik OJK per Juni 2025, rata-rata komposisi penempatan dana bank lain untuk KBMI 2 berada di kisaran 5%–6% dari total DPK. "Di KB Bank angkanya stabil pada kisaran 4%–5%," ujar Adi.
Ia pun memandang langkah pemerintah menyalurkan tambahan likuiditas sebesar Rp 200 triliun sebagai kebijakan yang positif. Harapannya, hal itu secara umum dapat memperbaiki iklim pertumbuhan ekonomi dan mendukung stabilitas sistem keuangan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!