
Perlu Pembenahan, Jakpro Harus Optimalkan Aset yang Ada
Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta, Suhud Alynudin, menilai bahwa PT Jakarta Propertindo (Jakpro) perlu segera melakukan pembenahan dalam menjalankan bisnisnya. Menurutnya, kinerja perusahaan pelat merah tersebut masih jauh dari harapan, terutama karena adanya banyak aset yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Suhud mengungkapkan bahwa salah satu penyebab kerugian perusahaan adalah pengelolaan aset yang belum maksimal. Ia menyoroti pentingnya untuk segera melakukan inventarisasi seluruh aset milik Jakpro dan anak perusahaannya. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih memahami kondisi aset yang dimiliki serta bagaimana cara memanfaatkannya secara efektif.
Selain itu, Suhud juga mendorong Jakpro agar lebih agresif dalam mempromosikan aset-aset yang bisa dikerjasamakan atau disewakan. Contohnya, Jakarta International Stadium (JIS) dan Jakarta International Velodrome (JIV). Menurutnya, hal ini sangat penting karena dapat menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan.
Ia menyarankan agar Jakpro memanfaatkan era digital dengan memasang iklan di billboard digital. Dengan demikian, potensi pemasukan dari aset-aset tersebut bisa meningkat secara signifikan.
JIS sebagai Pusat Olahraga Warga Jakarta
Terkait pemanfaatan JIS, Suhud menilai kerja sama dengan Persija Jakarta dan Jakmania sudah menjadi langkah awal yang baik dalam menarik antusiasme masyarakat. Namun, ia menegaskan bahwa diperlukan inovasi tambahan agar stadion berkapasitas puluhan ribu penonton itu bisa hidup setiap hari, bukan hanya saat pertandingan berlangsung.
Menurut Suhud, jika JIS dapat dijadikan sebagai pusat olahraga warga Jakarta, maka keramaian akan terus tumbuh. Hal ini akan berdampak positif pada kegiatan ekonomi di sekitarnya, sehingga pada akhirnya memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Jakarta.
Strategi yang Perlu Diambil
Untuk mencapai tujuan tersebut, Suhud menyarankan beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh Jakpro. Pertama, perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aset yang dimiliki. Dengan data yang akurat, Jakpro dapat membuat rencana pengelolaan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Kedua, perusahaan harus aktif dalam mempromosikan aset-aset yang ada melalui berbagai saluran promosi, termasuk media digital. Ini akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi aset yang dimiliki Jakpro.
Ketiga, Jakpro perlu membangun kemitraan dengan pihak-pihak lain, baik dalam maupun luar negeri, untuk memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan. Kemitraan ini bisa berupa kerja sama operasional, investasi, atau pemanfaatan aset secara bersama.
Keempat, perusahaan harus fokus pada inovasi dalam pengelolaan aset. Misalnya, JIS dapat digunakan sebagai tempat kegiatan olahraga, budaya, atau hiburan yang tidak hanya terbatas pada pertandingan sepak bola. Dengan begitu, stadion tersebut akan lebih bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan.
Tantangan dan Peluang
Meskipun tantangan besar masih ada, Suhud optimistis bahwa Jakpro dapat bangkit jika melakukan perubahan yang tepat. Ia percaya bahwa dengan pengelolaan yang lebih baik dan inovasi yang konsisten, perusahaan dapat menjadi motor penggerak perekonomian Jakarta.
Selain itu, Suhud juga menyarankan agar Jakpro lebih proaktif dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Misalnya, dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
Dengan langkah-langkah tersebut, Jakpro tidak hanya akan mampu bertahan, tetapi juga berkembang menjadi perusahaan properti yang sukses dan berkontribusi besar bagi kemajuan Jakarta.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!