
Komunitas Marah-marah di X: Ruang Aman atau Ruang Beracun?
Komunitas Marah-marah di platform X, yang dulunya dikenal sebagai Twitter, menjadi tempat bagi netizen untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Dengan nama lengkap Komunitas Suka Marah-marah, komunitas ini terbentuk sebagai wadah untuk mengekspresikan emosi negatif sehari-hari. Namun, seiring waktu, komunitas ini berkembang menjadi ruang interaksi yang sangat dinamis dan aktif.
Komunitas ini awalnya dibangun secara online dan kini telah menarik perhatian banyak orang. Baru-baru ini, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset terhadap komunitas ini. Tujuan utama penelitian adalah memahami bagaimana komunitas tersebut berfungsi sebagai safe space (ruang aman) sekaligus toxic space (ruang beracun) bagi penggunanya.
Riset yang dilakukan dengan judul "Antara Safe Space dan Toxic Space: Studi Ekologi Media terhadap Komunitas Marah-Marah di Media Sosial X" mengamati pola komunikasi digital dalam komunitas tersebut. Tim PKM RSH Fisipol UGM terdiri dari Muh Faiq Fauzan, Fanisa Ratna Dewi, Debora Magdalena Marchya Sihombing, Muhammad Syukur Shidiq, dan Adelia Pradipta Nasyaputri. Mereka juga didampingi oleh dosen pembimbing, Mashita Phitaloka Fandia Purwaningtyas.
Perkembangan Komunitas Marah-marah
Sebagai salah satu media sosial dengan jumlah pengguna terbesar di Indonesia, X menyediakan fitur komunitas yang memungkinkan interaksi berbasis minat dan emosi. Komunitas Marah-marah awalnya hadir sebagai wadah pelepasan stres dan emosi negatif. Namun, seiring pertumbuhan anggotanya yang drastis, muncul berbagai masalah seperti penyebaran ujaran kebencian, serangan personal, dan diskriminasi digital.
Menurut Muh Faiq Fauzan, ketua tim peneliti, jumlah anggota komunitas ini meningkat tiga kali lipat dalam satu tahun, mencapai satu juta pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang merasa perlu mencari ruang pelampiasan emosi di media sosial.
Pendekatan Teori Ekologi Media
Untuk menelaah fenomena ini secara mendalam, tim UGM menggunakan pendekatan Teori Ekologi Media dari Marshall McLuhan. Dalam teori ini, setiap media tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga membentuk cara berpikir dan pola interaksi penggunanya. Di media sosial X, komunikasi menjadi kompleks karena adanya fitur seperti retweet, komentar terbuka, serta sistem algoritma.
Tim ini juga menggunakan mixed-method, yaitu perpaduan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Mereka melakukan observasi partisipatoris, yaitu ikut terlibat langsung dalam kegiatan subyek penelitian. Selain itu, mereka juga melakukan survei dan wawancara dengan anggota komunitas untuk menggali lebih jauh persepsi dan pengalaman pengguna terkait kenyamanan, keamanan, dan risiko dalam berinteraksi di ruang digital.
Temuan Penelitian
Dari berbagai temuan awal, tim melihat bahwa Komunitas Marah-marah memiliki dua sisi yang kontras. Di satu sisi, komunitas ini memberikan ruang bagi pengguna untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut akan penghakiman, serta menciptakan rasa keterhubungan emosional antarpengguna. Di sisi lain, komunitas ini juga menjadi tempat subur bagi penyebaran komentar bernada negatif dan diskriminatif, pelanggaran privasi, bahkan memicu cyberbullying.
Meski dalam satu unggahan bisa ditemukan dukungan emosional dari sesama pengguna, di sisi lain ditemui pula komentar yang merendahkan atau bersifat ofensif. Tim berharap dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan literasi digital masyarakat, khususnya dalam membangun ruang daring yang lebih inklusif dan empatik.
Upaya Masa Depan
Selain menghasilkan laporan ilmiah dan artikel akademik, tim berencana meluncurkan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya etika berkomunikasi dan batas-batas ekspresi di media sosial. Hasil riset ini juga diharapkan dapat mendukung penyusunan kebijakan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia melalui policy brief yang menekankan etika bermedia serta pembentukan karakter warganet yang kritis, empatik, dan bertanggung jawab.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!