Mengenal Doomscrolling, Kebiasaan Mencari Berita Buruk yang Menyebabkan Kecemasan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Apa Itu Doomscrolling dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental

Dalam dunia yang semakin dinamis dan penuh ketidakpastian, banyak orang mengalami kecemasan dan rasa tidak aman. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah doomscrolling, yaitu kebiasaan berulang kali mencari informasi negatif di media sosial atau berita online. Fenomena ini bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang secara signifikan.

Menurut seorang dosen psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Atika Dian Ariana, doomscrolling merupakan perilaku kompulsif yang muncul sebagai respons terhadap rasa cemas dan ketidakpastian. Manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan untuk memahami situasi dan mencari cara untuk mengendalikan hal-hal yang tidak pasti. Dengan membaca berbagai informasi negatif, mereka merasa bahwa dirinya lebih siap menghadapi ancaman yang mungkin terjadi.

Namun, meskipun terlihat seperti tindakan bertahan hidup, Atika menegaskan bahwa doomscrolling justru tidak memberikan solusi nyata. Kebiasaan ini justru membuat pikiran dan emosi terus-menerus terpapar informasi negatif. Akibatnya, individu menjadi lebih rentan mengalami stres dan kecemasan.

Atika menjelaskan bahwa dalam situasi yang tidak menentu, seperti pandemi atau konflik sosial, seseorang tidak tahu kapan masalah tersebut akan berakhir. Hal ini membuatnya sulit untuk mengontrol kecemasannya. Berbeda dengan situasi yang jelas, seperti ujian, di mana seseorang tahu kapan ujian akan selesai dan dapat lebih mudah mengatur emosinya.

Selain itu, doomscrolling juga dapat menyebabkan rasa risau berlebihan. Jika kebiasaan ini berlangsung dalam jangka panjang, maka risiko kelelahan fisik dan mental meningkat. Ketika seseorang merasa cemas atau stres, tubuh akan bereaksi dengan menegang, seolah-olah sedang bersiap menghadapi ancaman. Lama-lama, bukan hanya pikiran yang lelah, tetapi juga tubuh akan mengalami kelelahan.

Untuk mengurangi dampak dari doomscrolling, Atika menekankan pentingnya meningkatkan literasi media. Setiap individu perlu memilih informasi yang kredibel dan tidak hanya sekadar mengikuti media yang tidak jelas sumbernya. Selain itu, ia menyarankan agar seseorang melatih diri untuk membatasi paparan informasi dari layar gawai dengan melakukan aktivitas produktif.

Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan antara lain olahraga, memasak, membersihkan rumah, menekuni hobi, atau melakukan kegiatan spiritual. Dengan melakukan hal-hal tersebut, seseorang dapat mengalihkan perhatian dari informasi negatif dan fokus pada hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Atika juga menekankan bahwa ada hal-hal yang bisa dikendalikan dan ada hal-hal yang harus diserahkan kepada Tuhan. Dengan menyeimbangkan berbagai aspek dalam hidup, seseorang dapat berfungsi secara penuh dan mengelola emosi dengan lebih baik.

Jika upaya-upaya sederhana tersebut belum cukup membantu, Atika menyarankan agar individu yang terdampak mencari dukungan dari orang terdekat maupun bantuan profesional. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa tidak sanggup mengatasi sendiri. Dukungan dari psikolog atau ahli kesehatan mental bisa menjadi langkah penting untuk kembali pulih dan menjaga kesehatan mental.