
Keterlibatan Investor Asing di Sektor Maritim dan Energi Indonesia
Indonesia kembali menjadi incaran para investor asing, terutama dari sektor maritim dan energi. Salah satu perusahaan besar asal Turki, Karadeniz Holding, menunjukkan ketertarikan untuk menjajaki peluang investasi di galangan kapal serta penyediaan kapal pembangkit listrik (powership) di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa potensi industri maritim dan energi negara ini masih sangat menarik bagi kalangan global.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan bahwa Karadeniz Holding juga tertarik untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek-proyek energi di Indonesia. Salah satu wilayah yang menjadi fokus adalah Batam, yang memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan industri dan keberadaan pusat data yang semakin berkembang.
“Mereka menyatakan dukungan untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi di Indonesia, salah satunya di Batam yang memiliki potensi kebutuhan energi tinggi untuk menopang aktivitas industri dan pusat data,” ujar Agus melalui keterangan pers.
Langkah Karadeniz Holding menunjukkan bahwa industri maritim dan energi Indonesia tetap menjadi daya tarik utama. Menperin menggelar pertemuan bisnis dengan sejumlah perusahaan ternama di Turki. Agenda tersebut tidak hanya membidik masuknya investasi baru, tetapi juga membuka peluang kerja sama manufaktur jangka panjang yang mampu melibatkan Indonesia dalam rantai pasok global.
“Pertemuan ini sangat penting sebagai langkah awal untuk membangun roadmap strategis untuk kerja sama di sektor manufaktur Indonesia dan Turki,” paparnya.
Ia berharap kemitraan industri ini bersifat jangka panjang, saling menguntungkan, serta mampu mendorong kontribusi nyata bagi perekonomian kedua negara.
Selain Karadeniz Holding, Menperin juga bertemu dengan perusahaan-perusahaan Turki lainnya. Salah satunya adalah Kale Group, yang tertarik mendukung program pembangunan rumah rakyat lewat pasokan keramik. Selain itu, Erisler, sebuah perusahaan yang berencana memperluas bisnis pangan di Indonesia, juga ikut terlibat.
“Selain di bidang keramik dan material bangunan, Kale Group juga memiliki portofolio industri pertahanan dan dirgantara yang berpotensi dikembangkan melalui kerja sama dengan Indonesia,” kata Agus.
Tümosan, produsen traktor dan mesin diesel asal Turki, juga menyatakan kesiapan untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia asalkan ada kepastian pasar. Pemerintah siap memberikan jaminan pasar melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, sehingga produk pertanian asal Tümosan dapat terserap di dalam negeri.
Keuntungan Berinvestasi di Indonesia
Indonesia memiliki posisi strategis bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai hub perdagangan regional bagi produk-produk Turki. Dengan basis ekonomi terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dan sejumlah perjanjian dagang yang sudah berjalan, Indonesia dinilai mampu menjadi pintu masuk produk industri Turki ke pasar Asia dan Australia.
“Dengan hadirnya fasilitas produksi dari perusahaan Turki, daya saing industri kita akan meningkat, penyerapan tenaga kerja meluas, dan akses ke pasar global semakin terbuka. Pemerintah siap memberikan dukungan agar kerja sama ini bisa terwujud,” ungkap Menperin.
Investasi dari perusahaan-perusahaan Turki seperti Karadeniz Holding, Kale Group, Erisler, dan Tümosan menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan utama bagi para investor asing. Kerja sama ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kemampuan industri nasional dalam menghadapi tantangan global.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!