
Prediksi Awal Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur
BMKG Juanda telah merilis prediksi awal musim hujan untuk wilayah Jawa Timur pada tahun 2025/2026. Berdasarkan analisis data dan dinamika atmosfer, sebagian besar wilayah Jawa Timur akan memasuki musim hujan pada bulan September 2025. Secara khusus, 10,8 persen dari total wilayah zona musim (ZOM) di Jawa Timur diperkirakan mulai mengalami curah hujan yang meningkat.
Pada bulan Oktober, prediksi menunjukkan peningkatan signifikan, dengan sekitar 66,2 persen wilayah Jawa Timur masuk dalam musim hujan. Pada November, sebanyak 18,9 persen wilayah diprediksi memasuki awal musim hujan. Sementara itu, 1,4 persen wilayah lainnya diperkirakan akan memulai musim hujan pada Desember. Selain itu, terdapat 2,7 persen wilayah yang mengalami musim hujan sepanjang tahun.
Prediksi ini didasarkan pada data yang dianalisis oleh BMKG Juanda dan dirangkum dalam laporan Prediksi Musim Hujan 2025/2026 serta Buletin Prediksi Musim Hujan 2025/2026 Provinsi Jawa Timur. Secara umum, sifat hujan selama periode musim hujan 2025/2026 diperkirakan berada dalam kategori Normal pada 73,0 persen wilayah. Sisanya, yaitu 27,0 persen, akan mengalami intensitas hujan yang lebih tinggi dari biasanya.
"Sebagian besar Provinsi Jawa Timur akan berada dalam kondisi sifat hujan Normal (73,0 persen). Awal musim hujan tahun 2025/2026 diprediksi Maju (94,5 persen), Sama (1,4 persen), dan Mundur (1,4 persen) dari normalnya," ujar BMKG Juanda dalam pernyataannya.
Puncak musim hujan di Jawa Timur diperkirakan terjadi pada Januari 2026, dengan sekitar 40 ZOM mencapai intensitas curah hujan tertinggi. Bulan ini menjadi titik paling basah sepanjang musim hujan, yang sangat penting untuk pengelolaan sumber daya air dan pertanian.
BMKG juga memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan musim hujan secara optimal. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menambah luas tanam pangan serta menyesuaikan dengan varietas tahan genangan pada masa tanam pertama (MT-1).
- Mengoptimalkan pengisian waduk, danau, dan embung untuk cadangan air bersih.
- Meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Selain itu, pemanfaatan informasi iklim yang akurat dan terkini dari BMKG diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih responsif terhadap perubahan cuaca dan iklim. Hal ini sangat penting dalam sektor pertanian, pengelolaan sumber daya air, dan infrastruktur wilayah.
BMKG mengingatkan seluruh pihak untuk tetap waspada terhadap dinamika cuaca ekstrem selama musim hujan. Masyarakat diminta untuk secara berkala memantau pembaruan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi BMKG. Dengan demikian, kebijakan dan tindakan yang diambil dapat lebih tepat dan efektif dalam menghadapi kondisi cuaca yang mungkin berubah-ubah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!