
Proyek Bendungan Manikin: Tumpuan Pengembangan Pertanian di Nusa Tenggara Timur
Bendungan Manikin yang berada di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dirancang sebagai salah satu tulang punggung pengembangan sektor pertanian di wilayah Bumi Flobamora. Proyek ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan di daerah tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh, pembangunan bendungan ini telah dimulai sejak tahun 2019 dan hingga awal September 2025 telah mencapai 66 persen. Diperkirakan proyek akan selesai pada tahun 2028 mendatang. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjalankan program infrastruktur yang bertujuan jangka panjang.
Tujuan Utama Pembangunan Bendungan Manikin
Bendungan Manikin tidak hanya dibangun untuk mengendalikan banjir, tetapi juga memiliki beberapa manfaat lain yang penting bagi masyarakat. Salah satunya adalah menyediakan air baku untuk kebutuhan sehari-hari serta irigasi pertanian. Selain itu, bendungan ini juga dirancang untuk meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga dapat mendukung program swasembada pangan nasional.
Menteri PU menyatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan air dan memastikan ketersediaan air yang cukup untuk kebutuhan pertanian dan masyarakat. Dengan adanya bendungan ini, diharapkan Indeks Pertanian (IP) bisa meningkat dari 200 persen menjadi 300 persen.
Data dan Kapasitas Bendungan Manikin
Bendungan Manikin dibangun dengan anggaran sebesar Rp 2,059 triliun. Dengan volume tampung normal sebesar 20,45 juta meter kubik, bendungan ini mampu menyuplai air irigasi, air baku, serta membantu mengurangi risiko banjir di wilayah tertentu.
Beberapa daerah irigasi akan diuntungkan oleh adanya bendungan ini, yaitu Daerah Irigasi (D.I) Tuahanat seluas 100 hektar, D.I Manikin seluas 437 hektar, dan D.I Manumuti seluas 33,86 hektar. Total luasan daerah irigasi yang terlayani mencapai 570,86 hektar.
Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi air baku sebesar 700 liter per detik. Angka ini dibagi rata antara Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, masing-masing sebesar 350 liter per detik. Dengan kapasitas ini, bendungan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat di kedua wilayah tersebut.
Manfaat Tambahan Bendungan Manikin
Bendungan Manikin juga memiliki peran penting dalam mengurangi risiko banjir. Wilayah yang terdampak banjir di Kota Kupang (Kelurahan Lasiana) dan Kabupaten Kupang (Kecamatan Kupang Tengah) akan terlindungi oleh bendungan ini. Luasan wilayah yang terlindungi mencapai 627 hektar.
Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi untuk mendukung pembangkit listrik. Terdapat dua jenis pembangkit yang direncanakan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas 0,125 megawatt (MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung dengan kapasitas 29,8 MW. Kedua sumber energi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penyediaan listrik di daerah sekitar bendungan.
Kesimpulan
Bendungan Manikin merupakan proyek strategis yang memiliki dampak luas bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan produktivitas pertanian, pengelolaan air yang lebih baik, serta penyediaan energi yang berkelanjutan. Dengan progres pembangunan yang terus berjalan, diharapkan proyek ini akan segera selesai dan mulai memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!