
Peristiwa Bentrok di Wilayah Operasional PT Toba Pulp Lestari
PT Toba Pulp Lestari (TPL), sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri pulp dan kertas, mengungkapkan kronologi kejadian bentrok yang melibatkan sekelompok orang di wilayah operasionalnya. Kejadian ini terjadi di Sektor Aek Nauli, Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Direktur PT TPL, Jandres Halomoan Silalahi, menjelaskan bahwa insiden ini dimulai dari aksi penghadangan yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal terhadap para pekerja perusahaan.
Pada Senin pagi, sekitar pukul 08.00 WIB, sekelompok orang tersebut melakukan tindakan penghadangan terhadap karyawan PT TPL yang sedang melakukan pemanenan dan penanaman eukaliptus di areal Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) milik perusahaan. Menurut Jandres, pada pukul 8:25 WIB, sekitar 25 meter dari area kerja PT TPL, muncul puluhan orang yang mencoba menghalangi aktivitas pekerja dan sekuriti perusahaan.
Tujuan dari aksi penghadangan ini adalah untuk menghentikan kegiatan rutin pekerja TPL yang bertujuan memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Mereka juga menolak operasional industri bubur kertas yang berada di Sumatra, khususnya di wilayah konsesi PT TPL. Dalam waktu singkat, jumlah orang yang melakukan penghadangan semakin meningkat. Negosiasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada kelompok tersebut tidak berhasil, sehingga mereka tetap menghalangi kegiatan operasional di areal PBPH PT TPL.
Untuk menjaga keamanan, security PT TPL kemudian melakukan upaya pengamanan di areal kerja perusahaan. Para pekerja yang terlibat dalam kegiatan pemanenan eukaliptus ini termasuk masyarakat setempat dari Desa Sipolha dan Sihaporas yang bekerja di area operasional PT TPL. Namun, karena tidak ada respon dari kelompok penghadang, sekitar pukul 08:52 WIB, massa kembali mendatangi karyawan, pekerja, dan security PT TPL yang sedang bekerja di area konsesi perusahaan.
Mereka membawa alat seperti pentungan kayu berduri, batu, serta benda yang diduga merupakan bom molotov. Kelompok tersebut mulai melempari dan memukul para pekerja PT TPL. Aksi ini memicu situasi yang semakin memanas. Selain kekerasan di areal kerja PBPH PT TPL, kelompok tak dikenal tersebut juga melakukan pembakaran dan perusakan terhadap aset perusahaan.
Menurut Jandres, kejadian ini menyebabkan kerusakan pada satu unit truk pemadam kebakaran dan satu unit mobil patroli. Selain itu, lima orang pekerja dan security PT TPL mengalami luka berat dan harus dirawat di rumah sakit. PT TPL menjadi pihak yang merasa dirugikan akibat peristiwa ini, dengan korban luka berat dari karyawan perusahaan serta kerusakan aset yang signifikan.
Perusahaan berharap agar semua pihak dapat menyelesaikan masalah secara damai dan menjaga stabilitas operasional di wilayah konsesi. Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi seluruh stakeholder untuk lebih memperhatikan keselamatan dan keamanan di lingkungan operasional perusahaan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!