
Asal Usul dan Perkembangan Thai Tea
Thai tea, atau yang dikenal juga sebagai thai iced tea, adalah salah satu minuman khas Thailand yang telah menarik perhatian dunia. Minuman ini kini menjadi tren global karena rasanya yang manis, creamy, serta memiliki aroma rempah yang khas. Thai tea dibuat dari perpaduan teh hitam yang kuat, gula, serta campuran rempah aromatik. Daun teh khas Thailand memberikan rasa unik pada minuman ini. Setelah diseduh, teh biasanya ditambahkan susu kental manis, sehingga menghasilkan minuman dengan cita rasa lembut, manis, dan menyegarkan.
Sejarah Panjang Thai Tea
Sejarah minum teh di Thailand sudah tercatat sejak masa pemerintahan Raja Narai dari Ayutthaya, sekitar 4 abad silam. Seorang diplomat Prancis, Simon de La Loubère, dalam catatannya pada tahun 1687 menyebut bahwa masyarakat Siam kala itu terbiasa minum teh, dan merupakan hal yang dianggap tidak sopan bila menolak tawaran minum teh dari tuan rumah. Orang Siam tidak menambahkan gula ke dalam teh mereka dan meminumnya selagi panas, seperti yang dilakukan orang Tiongkok. Menolak teh dianggap tidak sopan; seseorang harus duduk dan meminumnya ketika diundang.
Seiring waktu, praktik India menambahkan susu dalam teh ikut memengaruhi budaya minum teh di Thailand. Pada 1893, produk susu kental manis bernama Mam Tun Hua mulai dipasarkan oleh pengusaha lokal, yang kemudian memperkuat tradisi minum teh dengan campuran susu. Masuknya es juga menjadi tonggak penting. Pada 1903, pabrik es pertama berdiri di Thailand dan memberi warna baru pada budaya minuman. Teh dingin pun mulai ditawarkan di toko-toko dan rumah tangga kalangan menengah ke atas. Menjelang akhir masa pemerintahan Raja Rama VI pada 1920-an, kedai kopi telah menjadikan teh sebagai menu populer, dan teh susu pun kian akrab di masyarakat.
Namun, bentuk thai iced tea modern baru lahir pada tahun 1945. Saat itu, merek ChaTraMue, yang didirikan oleh seorang imigran Tionghoa di Thailand, mulai mengimpor teh merah dan menjualnya sebagai racikan teh susu. Inovasi ini langsung disukai masyarakat, dan Thai tea pun menyebar cepat ke berbagai toko serta restoran.
Variasi Resep Thai Tea
Seiring perkembangan, resep thai tea terus mengalami variasi. Ada yang menggunakan daun teh assam, ada yang memilih teh ceylon, atau bahkan memadukan keduanya. Meski demikian, formula dasar tetap sama, yaitu teh pekat, susu, gula, dan es sebagai penyegar di cuaca tropis. Menariknya, sebutan "thai tea" justru berasal dari orang asing. Di Thailand sendiri, minuman ini hanya disebut sebagai cha atau teh.
Thai Tea di Mata Dunia
Kini, popularitas Thai tea meluas jauh ke luar Thailand. Wilayah Chiang Mai dan Chiang Rai terkenal dengan perkebunan tehnya yang indah serta industri teh yang berkembang pesat. Banyak perkebunan menawarkan tur, sesi mencicipi, hingga workshop yang memberi pengalaman langsung bagi wisatawan. Kawasan utara Thailand ini juga dikenal dengan praktik pertanian organik dan berkelanjutan yang sangat diminati konsumen modern. Hal ini menambah daya tarik thai tea, bukan hanya dari segi rasa, tetapi juga nilai keberlanjutannya.
Bagi wisatawan maupun penikmat kuliner dunia, thai tea menghadirkan pengalaman yang melampaui sekadar minuman. Ia mencerminkan perpaduan unik antara tradisi, inovasi, dan pengaruh multikultural Thailand. Dengan citarasa yang khas dan sejarah yang kaya, thai tea terus menjadi simbol kebudayaan yang menarik dan menyebar ke seluruh dunia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!