Tidak Punya TPS dan Lahan, Wacana Relokasi Pasar Ciawi Tasikmalaya Muncul

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Tidak Punya TPS dan Lahan, Wacana Relokasi Pasar Ciawi Tasikmalaya Muncul

Masalah Sampah di Pasar Ciawi, Tasikmalaya Mengganggu Aktivitas Pedagang

Permasalahan sampah di Pasar Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, kini menjadi fokus utama bagi warga dan para pedagang. Tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik telah menyebabkan ketidaknyamanan dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini menjadi topik utama dalam diskusi yang diadakan oleh Forum Komunitas Lingkungan Hidup (FKLH) Kabupaten Tasikmalaya.

Diskusi tersebut turut dihadiri oleh Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Karom, serta perwakilan dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, serta Himpunan Pedagang Pasar (HIPAS) Ciawi. Dalam pertemuan tersebut, berbagai isu penting seperti pengelolaan sampah, retribusi, dan parkir dibahas secara mendalam.

Wakil Ketua HIPAS Ciawi, Jumiyanto, menjelaskan bahwa hingga saat ini, Pasar Ciawi belum memiliki tempat penampungan sampah sementara (TPS). Akibatnya, tumpukan sampah sering terjadi, terutama pada hari Sabtu sore dan Senin pagi, yang mengganggu aktivitas pedagang dan pembeli.

"Sampah diangkut setiap hari, kecuali Jumat dan Minggu. Namun karena tidak ada TPS, sampah sering menumpuk di sekitar kios dan jalan," keluh Jumiyanto.

Ia juga menambahkan bahwa meskipun retribusi kebersihan sudah ditarik, pengelolaannya masih kurang optimal. Beberapa pedagang bahkan hanya membayar setengah dari tarif yang ditentukan. Hal ini menyebabkan target pendapatan retribusi tidak tercapai, sehingga memengaruhi ketersediaan fasilitas penunjang, termasuk penerangan pasar.

Anggota Komisi II DPRD, Karom, menyatakan bahwa masalah ini menjadi perhatian serius. Ia menyoroti bahwa kondisi Pasar Ciawi saat ini tidak layak untuk dikembangkan lebih lanjut karena sebagian besar lahannya merupakan milik pribadi, bukan aset pemerintah daerah.

"Revitalisasi hanya bisa dilakukan jika status lahan berubah. Jika harga tanah terlalu tinggi, opsi relokasi ke lahan milik Pemda bisa menjadi solusi," jelas Karom.

Dalam diskusi tersebut, ide pembebasan lahan untuk relokasi pasar pun muncul. Lahan milik Pemda di Jalan Baru Cisinga disebut-sebut sebagai lokasi potensial. Menurut Karom, langkah ini diperlukan agar pasar dapat berkembang dan mampu mengakomodasi kebutuhan pedagang serta masyarakat.

Rencana ini mendapat dukungan dari HIPAS Ciawi. Mereka berharap Pasar Ciawi dapat direlokasi ke tempat yang lebih layak. Sebab, kondisi saat ini membuat pasar tradisional seperti mereka semakin tergerus oleh pasar modern di sekitar Ciawi.

"Rencana ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mencari solusi konkrit terhadap permasalahan yang dihadapi Pasar Ciawi," ujar Jumiyanto.

Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat diharapkan dapat mewujudkan Pasar Ciawi yang lebih bersih, modern, dan layak huni. Dengan adanya perbaikan pengelolaan sampah dan retribusi, serta rencana relokasi yang realistis, diharapkan kondisi pasar akan meningkat dan memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.