
Viral Isu Makam Baru di Kompleks Sunan Bonang, Ini Penjelasan Ahli Waris
Sebuah video yang viral di media sosial TikTok menimbulkan pertanyaan tentang adanya dugaan penambahan makam baru di kompleks pemakaman Sunan Bonang di Tuban. Video tersebut diunggah oleh akun TikTok bernama Parikesit pada 15 Agustus 2025 dan menunjukkan perubahan kondisi makam di area Ring 1. Dalam video itu, pengunggah membandingkan foto dari tahun 2009 dengan kondisi saat ini, menunjukkan perbedaan yang mencolok.
Pengunggah menyampaikan bahwa pada 27 Mei 2009, makam di kawasan tersebut masih asli dengan nisan dari batu hitam berukir. Namun, dalam foto terbaru, semua nisan terlihat bertuliskan nama-nama klan Ba’alawi dan disusun rapat seperti tempat parkir. Hal ini memicu spekulasi apakah perubahan tersebut terjadi selama masa pandemi COVID-19.
Video tersebut mendapat banyak respons dari warganet, dengan lebih dari 6.479 like dan 1.006 komentar. Salah satu komentator adalah akun Udhila, seorang warga asli Tuban, yang mengaku kaget saat berkunjung ke makam pada tahun 2024. Ia menyebutkan bahwa sebelum pandemi, makam di Ring 1 masih relatif sedikit dan hanya khusus untuk keturunan Sunan Bonang. Namun, setelah masa pandemi, ia melihat banyak nisan baru yang disusun rapi dan lantai makam telah dikeramik.
Menanggapi isu tersebut, Agil Biunumaay (67), salah satu ahli waris dan pengurus makam Sunan Bonang, menegaskan bahwa informasi soal adanya makam baru tidak benar. Menurutnya, munculnya nisan-nisan baru dengan bahan marmer terjadi sekitar tahun 2010–2011, sebagai bagian dari pembangunan besar-besaran di kawasan tersebut. Pada masa itu, dilakukan pembangunan cungkup besar serta penyeragaman nisan agar terlihat rapi.
Agil menjelaskan bahwa nisan-nisan lama dari batu kapur tetap dipertahankan karena memiliki nilai sejarah. Nisan-nisan baru juga sesuai dengan nama aslinya, sementara yang tidak diketahui tidak diberi nama. “Bukan tiba-tiba ada makam baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agil mengungkapkan bahwa area Ring 1 pemakaman Sunan Bonang bukan hanya diisi oleh keturunan Ba’alawi. Banyak keturunan Jawa juga dimakamkan di area tersebut. Hal ini karena lokasi tersebut awalnya merupakan makam umum bagi warga Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, sebelum ditetapkan sebagai situs cagar budaya.
Ia juga menekankan bahwa setelah penetapan area makam sebagai cagar budaya pada tahun 2010, tidak ada lagi proses pemakaman di Ring 1. Pemasangan keramik dan penataan nisan hanya dilakukan untuk kenyamanan peziarah dan agar kompleks makam tampak lebih rapi.
“Kalau terlihat berjejer rapi itu memang hasil penataan, bukan makam baru. Semua juga atas persetujuan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Jadi tidak benar kalau ada pemalsuan,” pungkasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!