
Wabup Jembrana Berharap SPPG Selalu Perhatikan Kualitas Makanan
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, menyampaikan harapan agar seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap memperhatikan kualitas makanan yang disajikan kepada siswa. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah terjadinya keracunan pada penerima manfaat program pemerintah pusat tersebut.
Ia juga menyerahkan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) kepada Yayasan Vasti Kusuma Dewata. Yayasan ini memiliki dua SPPG di wilayah Ekasari Melaya dan Dauhwaru. Penyerahan sertifikat ini berlangsung pada Senin 22 September 2025 lalu. Ini merupakan pertama kalinya di Jembrana dan Bali.
"Sertifikat halal ini bukan hanya tentang agama, tetapi lebih kepada standar yang harus diterapkan oleh SPPG dalam menyajikan makanan bergizi untuk siswa," ujar Wabup Ipat.
Sertifikat Halal MBG merujuk pada sertifikasi halal untuk produk dan fasilitas dalam Program MBG. Sesuai dengan kemitraan antara BPJPH dan Badan Gizi Nasional (BGN), program MBG di seluruh Indonesia harus memastikan semua dapur penyediaan makanan dan menu yang disajikan telah bersertifikat halal serta memenuhi standar kehalalan dari hulu ke hilir. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal serta PP Nomor 42 Tahun 2024.
Pemerintah mengingatkan agar seluruh pengelola SPPG, khususnya di Jembrana, tetap menjaga kualitas makanan yang diberikan. Pastikan bahan makanan, cara penyajian, dan menu yang diberikan sesuai standar yang ditetapkan. Selain itu, dilakukan evaluasi berkala untuk mencegah risiko keracunan.
"Kejadian di wilayah lain bisa saja disebabkan oleh proses pembuatan yang kurang baik atau penyimpanan yang terlalu lama. Kami berharap di Jembrana terus melakukan evaluasi dan menjaga kualitas makanan yang diberikan," tambahnya.
Cakupan Program MBG di Buleleng Masih Rendah
Sementara itu, Program MBG di Kabupaten Buleleng secara bertahap terus dilaksanakan. Namun hingga saat ini, cakupannya belum mencapai 50 persen siswa di Buleleng. Secara total, jumlah siswa di Buleleng tercatat sebanyak 110 ribu anak. Hingga kini, program MBG hanya menjangkau 27 ribu anak.
Artinya, baru sekitar 20 persen siswa yang sudah tercover oleh MBG. "Yang 80 persen ini belum tercover dan akan dipenuhi secara bertahap," ujar Plt Kepala Disdikpora Buleleng, Dewa Made Sudiarta, pada Senin 22 September 2025.
Sudiarta menjelaskan, 27 ribu siswa penerima manfaat MBG saat ini dilayani oleh 13 SPPG. Meski jumlah siswa yang belum tercover masih banyak, ia menegaskan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) tidak boleh terburu-buru dalam memperluas jangkauan MBG.
Menurutnya, yang paling penting adalah kesiapan dari segala sisi. Mulai dari pengelola dapur, tata kelola mulai dari tempat produksi hingga dibawa ke sekolah, termasuk tempat diterimanya makanan harus dipastikan baik dan aman.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!