
Fenomena Langit Bandung yang Membuat Heboh Warga
Pada Senin (22/9/2025) sore, warga Kota Bandung dikejutkan dengan munculnya fenomena langit yang menarik perhatian banyak orang. Kejadian ini terjadi sesaat setelah azan Magrib, ketika awan hitam menggulung-gulung di sebelah barat kota. Awan badai tersebut dibawa oleh sambaran petir yang sambung menyambung dan sempat membuat warga khawatir.
Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) belum memberikan pernyataan resmi mengenai kejadian ini, mereka telah mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Jawa Barat pada sore hari itu. Peringatan berlaku dari pukul 17.05 hingga 20.00 WIB, dan menunjukkan bahwa daerah-daerah seperti Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, serta arah Cianjur memiliki potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Pada pukul 17.10 WIB, BMKG memperbarui peringatan dini tersebut. Wilayah yang masih dalam ancaman hujan intensitas tinggi antara lain:
- Kabupaten Cianjur: Warungkondang, Cibeber, Cilaku, Pacet, Cugenang, Gekbrong, Cipanas.
- Kabupaten Bandung Barat: Cipongkor dan sekitarnya.
- Kabupaten Sukabumi: Nagrak, Cicurug, Kadudampit, Caringin, Sukabumi, Sukaraja, Cireunghas, Sukalarang, Ciambar.
- Kabupaten Cianjur: Cianjur, Ciranjang, Bojongpicung, Karangtengah, Mande, Sukaluyu, Cikalongkulon, Sukaresmi, Campaka, Campakamulya, Haurwangi.
- Kabupaten Bandung Barat: Cililin, Cipatat, Cihampelas, Batujajar, Rongga, Sindangkerta, Gununghalu, Waduk Saguling dan sekitarnya.
Fenomena awan yang terlihat di langit Bandung bisa dikategorikan sebagai Cumulonimbus Intra-Cloud, sebuah jenis awan yang cukup berbahaya. Fenomena ini sering terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, khususnya di kawasan Midwest dan Florida. Dari berbagai laporan, FAA (Federal Aviation Administration) juga mencatat adanya gangguan penerbangan akibat aktivitas intra-cloud lightning yang diakibatkan oleh awan cumulonimbus.
Apa Itu Awan Cumulonimbus Intra-Cloud?
Secara umum, Awan Cumulonimbus adalah gugusan awan konvektif besar yang terbentuk dari proses pemanasan permukaan bumi. Awan ini menjulang tinggi, bisa mencapai ketinggian 12–18 km, dengan ciri fisik bagian bawah berwarna gelap karena banyak butir air, sedangkan bagian atas melebar seperti landasan berbentuk bunga kol yang menembus lapisan atmosfer atas.
Dalam setiap masa awan cumulonimbus terjadi pemisahan muatan listrik. Kristal es kecil di bagian atas awan biasanya bermuatan positif, sedangkan butiran air dan es yang lebih besar di bagian bawahnya bermuatan negatif. Perbedaan muatan ini menciptakan tegangan listrik yang sangat besar. Ketika tegangan cukup tinggi, muatan listrik akan melompat dari satu bagian awan ke bagian lain, menghasilkan kilatan cahaya yang disebut petir intra-cloud.
Secara kasat mata, petir intra-cloud tampak seperti kilatan cahaya yang menerangi seluruh bagian awan dari dalam, seakan-akan awan itu memiliki lampu kilat raksasa. Tidak terlihat cabang petir yang menjulur ke tanah seperti pada petir biasa, tetapi suara guntur bisa saja menyertainya, tergantung jarak pengamat.
Daerah Rawan Awan Cumulonimbus di Indonesia
Hampir seluruh wilayah Indonesia berpotensi terbentuk awan cumulonimbus karena letak geografis kita di daerah tropis, dekat ekuator, dengan suhu permukaan laut yang hangat. Namun beberapa daerah lebih rawan dibanding yang lain, antara lain:
-
Sumatera bagian barat
Berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, menerima uap air yang melimpah, ditambah faktor topografi Bukit Barisan. Awan Cb sering muncul dan menimbulkan hujan lebat, petir, serta potensi banjir bandang. -
Jawa Barat dan Banten
Wilayah ini dikenal dengan curah hujan tinggi. Bandung dan sekitarnya sering dilaporkan mengalami langit mendung pekat dengan petir intra-cloud yang spektakuler, terutama pada musim peralihan (pancaroba). -
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
Kondisi geografis datar dengan kelembapan tinggi membuat pembentukan awan Cb sering terjadi, memicu hujan lebat dan badai petir. -
Sulawesi bagian tengah dan selatan
Angin laut dan topografi pegunungan memicu terbentuknya cumulonimbus. Daerah ini cukup rawan hujan lebat disertai angin kencang. -
Papua dan Papua Barat
Merupakan salah satu wilayah paling lembap di Indonesia, dengan pegunungan Jayawijaya yang membuat udara naik cepat. Awan cumulonimbus hampir menjadi pemandangan sehari-hari di sore hari. -
Nusa Tenggara (NTB & NTT)
Meski curah hujan tahunan lebih rendah dibanding Sumatera atau Papua, saat musim hujan datang awan Cb kerap terbentuk tiba-tiba dan menimbulkan badai petir lokal yang cukup ekstrem.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!