
Status Gunung Tangkubanparahu Masih Normal
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa aktivitas Gunung Tangkubanparahu di Kabupaten Bandung Barat masih berada pada Level I atau kondisi normal. Meski sempat beredar video viral yang menampilkan kilatan cahaya di langit kawasan puncak gunung, hal tersebut tidak mengindikasikan adanya letusan. Video tersebut justru memicu kepanikan di kalangan warga dan wisatawan yang khawatir terjadi erupsi.
Kepala Badan Geologi, Dr. Ir. Muhammad Wafid menjelaskan bahwa kilatan cahaya yang terekam bukanlah hasil dari letusan, melainkan fenomena alami berupa petir akibat pembentukan awan tebal di sekitar gunung. Ia juga menyampaikan bahwa rekaman kegempaan pada 22 September 2025 hingga pukul 20.00 tidak menunjukkan adanya gempa letusan. Aktivitas yang terdeteksi hanya gempa low frequency dengan rata-rata 22 kali per hari, yang berkaitan dengan aktivitas lumpur Kawah Ratu.
Pemantauan deformasi menggunakan metode Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Positioning System (GPS) juga menunjukkan bahwa kondisi gunung stabil tanpa adanya pola pergeseran signifikan. Asap kawah terpantau berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, dengan ketinggian mencapai 20–120 meter di atas dasar kawah.
Meskipun statusnya masih normal, masyarakat dan wisatawan tetap diminta untuk waspada dan tidak mendekati bibir kawah. Hal ini karena potensi bahaya gas beracun maupun hembusan freatik mendadak. Selain itu, Badan Geologi mengimbau agar warga tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi untuk menghindari kepanikan.
Pemantauan Berkelanjutan dan Keamanan Wisata
Pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Tangkubanparahu memastikan bahwa destinasi wisata tetap beroperasi. Wisatawan diharapkan mematuhi rambu-rambu keselamatan yang telah ditetapkan. Sejak erupsi freatik pada 2019, kawasan Tangkubanparahu selalu dipantau secara 24 jam oleh PVMBG. Masyarakat dapat memantau status gunung secara real-time melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang disediakan pemerintah.
Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan perekonomian masyarakat sekitar, khususnya pelaku usaha wisata di Lembang dan Subang, tidak terganggu oleh isu yang menyesatkan. Aktivitas wisata tetap bisa dilakukan dengan memperhatikan imbauan keselamatan dari petugas lapangan. Masyarakat diimbau tetap tenang serta mengikuti perkembangan dari sumber informasi resmi.
Langkah Pencegahan dan Edukasi
Selain itu, Badan Geologi juga aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengenali tanda-tanda aktivitas vulkanik. Dengan penjelasan yang transparan dan data yang akurat, diharapkan masyarakat lebih siap menghadapi situasi apa pun yang terjadi di sekitar kawasan gunung.
Pemantauan rutin dan penggunaan teknologi modern seperti EDM dan GPS membantu memastikan bahwa setiap perubahan kecil sekalipun dapat segera dideteksi dan direspons tepat waktu. Hal ini menjadi salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat serta wisatawan yang datang ke kawasan Gunung Tangkubanparahu.
Dengan semua upaya yang dilakukan, diharapkan masyarakat dapat merasa aman dan percaya diri dalam mengunjungi kawasan wisata ini. Selain itu, kepercayaan terhadap sistem pemantauan dan informasi resmi akan semakin meningkat, sehingga mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!