Fakta Sifilis Kongenital: Penularan dari Ibu ke Bayi Selama Kehamilan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penyebab dan Faktor Risiko Sifilis Kongenital

Sifilis kongenital adalah kondisi yang terjadi ketika bayi tertular infeksi sifilis dari ibunya selama masa kehamilan. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, sama seperti sifilis pada orang dewasa. Bakteri ini dapat menembus plasenta dan masuk ke aliran darah janin, menyebabkan peradangan yang berbahaya di berbagai organ tubuh.

Faktor risiko utama sifilis kongenital meliputi: - Tidak adanya perawatan antenatal: Jika ibu tidak memeriksakan diri secara rutin atau hanya datang ke fasilitas kesehatan saat usia kehamilan sudah lanjut, risiko infeksi tidak terdeteksi meningkat. - Banyak pasangan seksual: Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terinfeksi. - Penggunaan obat-obatan tanpa resep: Kombinasi penggunaan obat tanpa resep dengan aktivitas seksual meningkatkan risiko infeksi. - Hubungan seksual sebagai bentuk transaksi: Aktivitas seksual dalam bentuk komersial juga meningkatkan risiko penularan.

Risiko penularan juga bergantung pada waktu kapan sang ibu pertama kali terinfeksi. Jika infeksi baru terjadi sebelum atau selama kehamilan, risikonya jauh lebih tinggi dibanding jika infeksi sudah lama.

Gejala dan Dampak Sifilis Kongenital pada Bayi

Sebagian besar bayi yang terinfeksi sifilis kongenital tampak normal saat lahir. Namun, gejala bisa muncul seiring waktu. Pada bayi di bawah usia 2 tahun, gejala yang umum meliputi: - Hati dan/atau limpa membesar. - Gagal tumbuh atau berat badan tidak bertambah. - Demam. - Rewel atau mudah marah. - Iritasi kulit di sekitar mulut, alat kelamin, dan anus. - Ruam kulit berwarna tembaga. - Kelainan tulang. - Tidak bisa menggerakkan lengan atau kaki karena nyeri. - Cairan encer dari hidung.

Pada bayi yang lebih besar dan anak kecil, gejala bisa mencakup: - Gigi berbentuk khas (gigi Hutchinson). - Nyeri tulang. - Kebutaan. - Kekeruhan pada kornea mata. - Gangguan pendengaran atau tuli. - Deformitas hidung dengan pangkal hidung rata. - Lesi keabu-abuan di sekitar anus dan vagina. - Pembengkakan sendi. - Saber shins (kelainan bentuk tulang kering). - Jaringan parut di sekitar mulut, alat kelamin, dan anus.

Tes untuk Mendeteksi Sifilis

Tes sifilis sangat penting dilakukan pada semua ibu hamil. Tes ini biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan. Jika hasilnya negatif, kemungkinan tidak terkena sifilis, namun tes ulang dianjurkan karena antibodi butuh waktu beberapa minggu setelah infeksi.

Dokter juga mungkin akan melakukan tes lain, seperti pungsi lumbal atau sinar-X, untuk memastikan apakah bayi mengidap sifilis kongenital atau tidak.

Pengobatan Sifilis Kongenital

Pengobatan sifilis kongenital menggunakan penisilin, yang merupakan antibiotik pilihan utama. Ada dua cara utama pengobatan: - Mengobati ibu selama kehamilan dengan suntikan penisilin. - Mengobati bayi setelah lahir melalui infus atau suntikan.

Pendekatan pengobatan ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk kapan sifilis pertama kali terdiagnosis, apakah pengobatan dimulai saat kehamilan, dan risiko bayi tertular. Idealnya, pengobatan dimulai selama kehamilan dan minimal 30 hari sebelum persalinan agar infeksi pada janin bisa teratasi.

Jika ibu sudah mendapat pengobatan yang cukup sebelum hamil, risiko bayi terkena sifilis sangat kecil. Namun, jika ibu masih terinfeksi saat hamil, bayi dengan risiko tinggi biasanya perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapat terapi penisilin.

Komplikasi yang Bisa Terjadi

Jika bayi tidak mendapatkan pengobatan, komplikasi serius bisa terjadi, seperti kebutaan, ketulian, kelainan bentuk wajah, dan masalah sistem saraf.

Pencegahan Sifilis Kongenital

Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Orang tua perlu menjaga hubungan monogami dan menjalani tes sifilis secara rutin. Selain itu, penggunaan kondom selama hubungan seksual dan hindari kontak dengan luka sifilis sangat penting.

Perawatan prenatal yang lengkap dan tes darah rutin selama kehamilan membantu mengidentifikasi ibu yang terinfeksi sehingga mereka dapat diobati. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dan menerima pengobatan antibiotik yang tepat memiliki risiko minimal terkena sifilis kongenital.