Kesepakatan Pemerintah dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengumumkan kesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. Dalam kesepakatan ini, Freeport sepakat untuk melepas 12 persen sahamnya kepada Indonesia. Selain itu, perusahaan tersebut juga berkomitmen membangun dua sekolah dan sebuah rumah sakit di wilayah Papua.
Rosan menjelaskan bahwa proses negosiasi yang panjang telah berlangsung sebelum kesepakatan ini tercapai. Ia menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia secara berkala melakukan kunjungan ke kantor pusat Freeport dan bertemu langsung dengan CEO perusahaan, Kathleen L. Quirk. Negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah cukup intensif, tetapi akhirnya Freeport setuju untuk melepaskan saham tanpa biaya.
“Kami negosiasi cukup kencang. Akhirnya mereka setuju 12 persen (melepaskan saham) dengan free of charge. Jadi kita tidak bayar,” kata Rosan saat ditemui di Kantor BKPM Jakarta pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Sampai saat ini, menurut Rosan, tidak ada masalah dalam kesepakatan tersebut karena kedua belah pihak sudah mencapai kesepahaman. Saat ini, pemerintah sedang menyelesaikan proses administrasi pemindahan saham serta pengaturan beberapa poin penting dari negosiasi yang diperlukan. “Kalau itu sudah selesai, kita bisa segera melakukan penandatanganan,” ujar Rosan.
Selain itu, Rosan juga mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto terkait proses negosiasi ini. Kata dia, Presiden ingin agar Freeport membangun sekolah yang berhubungan dengan ilmu kedokteran dan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). “Dua itu akan dibangun di Papua,” tambah Rosan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa negosiasi antara pemerintah dengan perusahaan induk PT Freeport Indonesia akan menghasilkan kesepakatan pelepasan saham lebih dari 10 persen. Ia tidak menyebutkan angka pastinya, tetapi menegaskan bahwa potensi peningkatan di atas 10 persen ada dalam negosiasi ini.
“Saya tidak mengatakan angka pastinya. Yang jelas, negosiasi awal waktu kami lakukan itu 10 persen. Tapi ini ada potensinya di atas 10 persen,” ujar Bahlil pada Rabu, 17 September 2025.
Bahlil menjelaskan bahwa sebelum pelepasan saham, Indonesia sudah memiliki mayoritas saham Freeport melalui kepemilikan MIND ID sebesar 51,23 persen. Sementara sisanya, yaitu 48,77 persen, masih dikuasai oleh Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc (FCX) dari Amerika Serikat.
Ia menegaskan bahwa negosiasi ini menjadi bagian dari kesepakatan perpanjangan kontrak operasi tambang. Bahlil memastikan bahwa valuasi tambahan saham yang ditawarkan relatif murah karena nilai buku aset Freeport sudah sangat tipis. Hal ini menunjukkan bahwa kesepakatan ini tidak hanya bermanfaat bagi pemerintah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat di daerah seperti Papua.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!