Imunisasi Campak di Pamekasan Tertunda Akibat Penolakan Orangtua

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Capaian Imunisasi Tambahan Vaksin Campak di Pamekasan Masih Rendah

Di tengah upaya pemerintah daerah dalam memastikan kesehatan masyarakat, capaian imunisasi tambahan vaksin campak di Kabupaten Pamekasan masih tergolong rendah. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa hingga hari Rabu (24/9/2025) pagi, cakupan imunisasi tambahan mencapai 54,1 persen dari target yang ditetapkan.

Imunisasi ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Pamekasan dengan menyasar anak-anak berusia 9 bulan hingga 6 tahun. Saat ini, sebanyak 32.873 anak telah mendapatkan vaksin tambahan, sementara target keseluruhan mencapai 60.754 anak. Jumlah ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah yang sudah diimunisasi dan target yang ditetapkan.

Dari 17 puskesmas yang terlibat dalam kegiatan ini, terdapat sedikitnya 9 puskesmas yang belum mencapai 50 persen dari target masing-masing. Salah satu puskesmas dengan capaian terendah adalah Puskesmas Tlanakan. Di tempat ini, hanya 1.246 anak dari total 3.963 sasaran yang berhasil diberikan vaksin tambahan.

Plt Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan, Avira Sulistyowati, mengakui bahwa capaian saat ini masih jauh dari target yang diharapkan. Ia menjelaskan bahwa petugas di setiap posyandu telah melakukan upaya maksimal untuk mencapai target tersebut.

Namun, Avira juga menyebutkan bahwa penolakan dari orangtua menjadi salah satu hambatan utama dalam proses imunisasi. Banyak orangtua yang khawatir anak mereka akan mengalami demam atau sakit setelah divaksin. Hal ini membuat sejumlah balita gagal mendapatkan vaksin tambahan.

Untuk mengatasi masalah ini, kader posyandu melakukan pendekatan langsung kepada orangtua yang menolak. Pendekatan door to door dilakukan agar orangtua lebih percaya dan memahami manfaat vaksin campak dan rubela. Meski proses ini memakan waktu cukup lama, Avira yakin bahwa pendekatan ini dapat meningkatkan partisipasi orangtua.

Avira juga menegaskan bahwa vaksin campak dan rubela tidak berbahaya bagi anak. Jika terjadi demam, biasanya hanya berlangsung selama satu hari dan kemudian anak akan kembali normal. Namun, banyak orangtua masih memiliki prasangka negatif terhadap vaksin.

Meskipun demikian, Avira tetap optimis bahwa capaian imunisasi tambahan akan terus meningkat. Dinkes Pamekasan belum melaporkan perubahan jadwal pelaksanaan imunisasi. Hingga saat ini, pihaknya masih berusaha menyelesaikan kegiatan dalam tiga hari ke depan.

Jika capaian masih belum tercapai, pihak Dinkes akan memperpanjang waktu pelaksanaan imunisasi untuk melakukan penyisiran kembali. Langkah ini diambil agar semua anak yang menjadi sasaran dapat mendapatkan vaksin tambahan.

Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan capaian imunisasi tambahan vaksin campak di Pamekasan dapat meningkat secara signifikan. Partisipasi aktif masyarakat dan koordinasi yang baik antara petugas kesehatan dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam program ini.