
Kerusuhan di Penjara Machala, Ekuador
Pada Senin (22/9/2025), terjadi kerusuhan yang disebabkan oleh perkelahian antar geng di penjara kota pelabuhan Machala, Ekuador. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 14 lainnya. Baku tembak terjadi pada dini hari, sehingga membuat penjaga penjara dan polisi segera bergerak menuju lokasi kejadian. Seorang penjaga tewas saat memasuki area tersebut, sementara beberapa lainnya disandera.
“Dari dalam, mereka menembak, melempar bom, granat,” ujar Kepala Polisi William Calle. Ia menambahkan bahwa beberapa narapidana berhasil kabur, namun hingga saat ini 13 orang telah ditangkap kembali. Pihak berwenang membutuhkan sekitar 40 menit untuk mengambil alih kembali kendali penjara. Video yang dirilis oleh pihak kepolisian menunjukkan para petugas bersenjata lengkap memasuki penjara dengan suara ledakan terdengar di sekitarnya.
Korban Tewas dari Dua Geng yang Bersaing
Korban tewas merupakan anggota dari dua geng yang saling bersaing, yaitu Los Choneros dan Los Lobos. Kedua kelompok ini adalah penyelundup narkoba terbesar di Ekuador. Pada awal bulan ini, Amerika Serikat (AS) telah menetapkan kedua geng tersebut sebagai organisasi teroris asing.
Kejahatan terorganisir telah mengubah Ekuador, negara dengan populasi sekitar 17 juta jiwa, menjadi salah satu negara paling kejam di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kekerasan meningkat tajam akibat persaingan wilayah antara geng-geng yang terkait dengan kartel Meksiko dan Kolombia. Menurut data pemerintah, lebih dari 70 persen kokain yang diproduksi di dunia kini melewati pelabuhan Ekuador.
Bentrokan di Penjara Sejak 2021
Perang antar geng sebagian besar terjadi di dalam penjara-penjara Ekuador, dengan sekitar 500 narapidana telah terbunuh sejak Februari 2021. Tragedi terbesar terjadi pada 2021, ketika lebih dari 100 narapidana tewas dalam bentrokan di kota Guayaquil. Para narapidana bahkan menyiarkan kekerasan tersebut secara langsung di media sosial, memperlihatkan tubuh-tubuh yang terpenggal dan terbakar.
Pada 2024, anggota geng menyandera puluhan penjaga penjara setelah kaburnya bos Los Choneros, Jose Adolfo Macias alias Fito. Di luar, sekutu mereka meledakkan bom dan menahan seorang presenter televisi di bawah todongan senjata saat siaran langsung. Presiden Daniel Noboa kemudian menyatakan bahwa negara dalam konflik bersenjata internal dan memerintahkan militer untuk mengambil kendali atas penjara. Bulan lalu, delapan lembaga pemasyarakatan, termasuk Machala, dikembalikan ke pengawasan polisi.
Fito Kendalikan Dunia Kriminal dari Balik Jeruji Penjara
Fito sendiri berhasil ditangkap kembali pada Juni 2025, lebih dari setahun setelah pelariannya. Ia menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 atas keterlibatannya dalam kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba, dan pembunuhan. Meski begitu, ia masih tetap mengendalikan dunia kriminal dari balik jeruji. Sebuah video bahkan memperlihatkan Fito mengadakan pesta liar di penjara, dengan beberapa diantaranya disertai kembang api.
Menurut Observatorium Kejahatan Terorganisir Ekuador, Los Choneros memiliki hubungan dengan kartel Sinaloa di Meksiko, Gulf Clan di Kolombia, dan mafia Balkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!