Koperasi Merah Putih Purbalingga Tidak Berjalan Karena Modal dan Pengetahuan yang Kurang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Koperasi Merah Putih Purbalingga Tidak Berjalan Karena Modal dan Pengetahuan yang Kurang

Pelatihan Perkoperasian untuk Koperasi Desa di Purbalingga

Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Koperasi dan UKM (DinkopUKM) mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Perkoperasian Koperasi Desa atau Kelurahan Merah Putih (Kopdes MP). Kegiatan ini berlangsung selama lima hari di Perpustakaan Daerah Purbalingga, dengan peserta yang terdiri dari dua orang pengurus inti, yaitu ketua dan bendahara, dari 30 koperasi setiap harinya.

Kepala Bidang Koperasi DinkopUKM Kabupaten Purbalingga, Jatmiko, menjelaskan bahwa sebagian besar Kopdes MP di Purbalingga belum berjalan secara optimal. Penyebab utamanya adalah minimnya modal serta pengetahuan yang dimiliki oleh pengurus koperasi tersebut. Meskipun gagasan usaha sudah ada, banyak pengurus yang masih bimbang dan kurang percaya diri dalam mengambil langkah awal.

"Meski gagasan sudah ada, mereka kebanyakan masih bimbang dan belum percaya diri untuk melangkah," ujar Jatmiko. Ia menilai pelatihan ini sangat penting sebagai dasar untuk memahami prinsip dan jati diri perkoperasian. Tujuannya adalah agar pengurus dapat memahami konsep koperasi serta arti pentingnya, sehingga nantinya mampu menjalankan fungsi koperasi dengan baik dan mengendalikan usaha yang dijalankan.

Dalam pelatihan tersebut, DinkopUKM bekerja sama dengan beberapa narasumber seperti Perumda Puspahastama, Bank Jateng, Ldp Cendekia Karanganyar, hingga DKPP Kabupaten Purbalingga. Selain itu, rencananya juga akan ada pelatihan lanjutan yang bersumber dari APBN Dekon. "Pelatihan ini memang bersumber dari APBD dan dilaksanakan satu kali sehari. Tapi kemungkinan besar dari APBN Dekon juga akan ada pelatihan, meskipun teknisnya masih menunggu," tambah Jatmiko.

Jatmiko berharap, melalui pelatihan ini pengurus Kopdes MP memiliki gambaran dalam menjalankan usaha. Keberadaan usaha akan berdampak pada meningkatnya jumlah anggota. "Jika sudah dibarengi usaha, maka calon anggota akan lebih percaya. Dengan begitu anggota bisa semakin bertambah dan koperasi pun semakin kuat," jelasnya.

Selain itu, DinkopUKM juga mendorong Kopdes MP untuk membuka kios pangan murah. "Meskipun hasilnya belum optimal, paling tidak Kopdes sudah punya usaha. Biar berjalan dulu, nanti ke depan baru ditambah modal, anggota, dan lainnya supaya lebih kuat," ujarnya.

Lebih lanjut, Jatmiko menyampaikan bahwa meskipun Kopdes MP dapat mengakses modal ke Himbara, saat ini belum ada koperasi yang mengajukan. Hal tersebut karena belum adanya petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) untuk proses pengajuan. "Mungkin tidak lama lagi juklak dan juknis sudah ada. Namun meski bisa mengakses modal dari luar, kami tetap menekankan agar koperasi memperkuat permodalan sendiri," katanya.

Jatmiko juga berharap dengan adanya kegiatan bimtek, pengurus Kopdes MP dapat lebih memahami tentang koperasi dan dapat segera menjalankan usahanya. "Karena koperasi itu kan badan usaha, jadi memang harus punya usaha, walau kecil, tapi prinsipnya jalan dulu aja," pungkasnya.