
Kemacetan di Jalur Bontang–Samarinda Akhirnya Terurai
Kemacetan yang terjadi di jalur poros Bontang–Samarinda akhirnya dapat teratasi setelah proses evakuasi truk trailer bermuatan pompa berhasil diselesaikan. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (22/9/2025) sore sekitar pukul 17.00 Wita. Truk tersebut sempat melintang di badan jalan di Kilometer 27 sejak dini hari, sehingga menyebabkan lalu lintas dari kedua arah terputus total.
Seorang pengendara asal Samarinda, Anis, mengungkapkan bahwa kemacetan mulai berangsur membaik setelah truk tersebut digeser ke tepi jalan. “Sudah bisa lewat, aman. Truknya digeser ke tepi jalan,” ujarnya kepada sumber lokal.
Menurut Anis, proses evakuasi dimulai sekitar pukul 15.00 Wita menggunakan dua unit excavator. Proses penarikan berlangsung selama satu jam hingga truk berhasil dipindahkan ke tepi jalan dan jalur kembali dapat dilalui. Meski akses jalan telah terbuka, arus lalu lintas masih diberlakukan sistem buka tutup akibat antrean panjang kendaraan yang terlanjur mengular dari kedua arah.
“Yang penting sudah bisa lewat,” tambah Anis.
Sebelumnya, kemacetan parah terjadi sejak pukul 03.00 Wita di tanjakan Gunung Hantu, Kilometer 27. Truk trailer yang mengangkut pompa pesanan Pertamina gagal menanjak dan melintang di jalan, memblokade seluruh akses dari Samarinda ke Bontang maupun sebaliknya.
Adi, warga sekitar, menjelaskan bahwa antrean kendaraan mengular hingga ke Tugu Equator, Bontang, dengan panjang mencapai tiga kilometer. “Sekitar jam 11 siang baru ada excavator yang turun. Tapi itu pun hanya cukup membuka sedikit jalur, jadi kendaraan kecil bisa lewat bergantian, tetap macet panjang,” ungkapnya.
Dampak Pada Arus Lalu Lintas
Kemacetan yang terjadi di area ini tidak hanya mengganggu perjalanan kendaraan besar, tetapi juga berdampak pada aktivitas masyarakat sekitar. Karena jalur utama terblokir, banyak kendaraan harus melewati jalur alternatif, yang pada akhirnya juga mengalami peningkatan volume lalu lintas.
Beberapa pengemudi mengeluhkan kesulitan dalam menemukan jalur alternatif yang lebih cepat dan aman. Hal ini memicu peningkatan risiko kecelakaan, terutama karena kondisi jalan yang sempit dan kurangnya pengawasan dari petugas lalu lintas.
Selain itu, kepadatan lalu lintas juga memengaruhi waktu tempuh bagi para pengguna jalan. Beberapa pengemudi bahkan harus menunggu hingga beberapa jam untuk bisa melewati area yang terkena kemacetan.
Upaya Penanganan Darurat
Dalam situasi darurat seperti ini, pihak terkait seperti dinas perhubungan dan polisi lalu lintas bekerja sama untuk mengatasi masalah. Mereka memastikan bahwa alat berat seperti excavator dan derek siap siaga untuk segera dikerahkan jika diperlukan.
Selain itu, informasi tentang kemacetan juga disampaikan melalui media sosial dan aplikasi navigasi agar para pengemudi dapat memperkirakan waktu perjalanan mereka. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kebingungan dan kepadatan yang berlebihan di area tertentu.
Kondisi Terkini
Setelah truk berhasil dievakuasi, lalu lintas mulai kembali normal meski masih padat. Para pengemudi mulai merasa lega karena jalur utama kembali bisa dilalui. Namun, karena antrean yang masih panjang, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi aturan lalu lintas.
Pihak berwenang juga mengajak masyarakat untuk selalu menjaga keselamatan saat berkendara, terutama di daerah yang rawan kemacetan atau memiliki kondisi jalan yang sulit. Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, harapan besar dapat tercapai untuk mengurangi risiko kecelakaan dan kemacetan di masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!